Kamis, 24 Oktober 2013

Dominique Willem Berretty (1890-1934)


Dominique Willem Berretty adalah seorang keturunan Jawa dan Italia, putera Dominique Auguste Leonardus Berrett' dan Ibu DW. Berrety yang tak lain adalah seorang wanita Jawa bernama asli Marie Salem pengusaha dan pemilik sekolah swasta keturunan Italia. Willem Barrety lahir di Hindia Belanda pada tanggal 20 November 1890.
Pada tahun 1910, Berretty mulai berkarier sebagai korektor di Bataviaasch Nieuwsblad dan tak lama kemudian menjadi reporter kota. Sejak sekitar tahun 1915, ia bekerja juga sebagai redaktur Java Bode di Batavia (kini Jakarta). Pada tanggal 1 April 1917 di Batavia, Berretty mendirikan Algemeen Nieuws- en Telegraaf Agentschap (ANETA) dengan uang pinjaman. Pada masa inilah, teknik pengiriman berita via telegraf tiba di Hindia-Belanda, yang sangat bermanfaat dalam perdagangan Nusantara-Belanda. Melalui kenalannya, Berretty mengetahui jaringan telegrafi dunia dan korespondensi yang lebih cepat dibandingkan pesaingnya dengan informasi yang disampaikan.
Pada pertengahan tahun 1919, Berretty mengambil alih 2 perusahaan saingannya, sehingga menjadikan ANETA perusahaan monopoli berita di Hindia-Belanda. Dengan surat-surat kabar Hindia-Belanda, ia menandatangani kontrak untuk menjamin penyamnpaian berita telegraf dengan tarif tetap. Kemudian, ia menjaga berita di koran agar pemerintah kolonial tetap baik citranya dan ia memelihara hubungan baik dengan pemerintah. Hal itu membawa kesuksesan dan monopoli itu membawanya menjadi orang kaya dan menjadi selebriti saat itu. Ia populer dengan julukan "raja rumor dari Bandoeng". Ia memiliki kantor besar di Weltevreden (sekarang Lapangan Banteng), Batavia. Atas kesuksesannya itu banyak jurnalis dan politisi tidak senang hati dengan monopoli yang dilakukannya, termasuk Gubernur Jenderal Hindia Belanda B.C. de Jonge.
Karena jaringan komunikasi bertambah cepat dan banyak, ia kehilangan monopoli pada tahun 1920-an. Kemudian terjadi kecemburuan. Akibat kritikan yang terus mengalir, ia melancarkan tindakan perlawanan melalui De Zweep pada tahun 1920. Harian tersebut memuat "pesan memukul" dan harus mengirimkannya pula ke harian-harian lainnya, atau tidak akan menerima berita lagi. Setelah gagal, ia membeli harian tersebut, dan dijalankan sebagai D'Orient, mingguan bergambar yang agak lebih lunak. Monopoli informasinya menyebabkan diadakannya penyelidikan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1930, dan menemukan adanya penyalahgunaan wewenang. Hal tersebut merusak citra Berretty.
Di awal tahun 30an seluruh dunia mengalami krisis ekonomi global. Namun Berretty justru membangun villa yang cukup mahal  pada saat itu. Pada bulan Oktober 1932-Maret 1933, ia membangun Villa Isola di Bandoeng, yang di masa tersebut merupakan puncak modernitas. Bangunan tersebut dirancang oleh Wolff Schoemaker, dan dana pembangunannya yang sebesar ƒ500.000 (setara Rp250.000.000.000,-) berasal dari Jepang, yang pada tahun-tahun tersebut mulai menunjukkan tendensi menjajah daerah-daerah sekitarnya dengan menjalin hubungan dengan Berretty melalui hubungan komunikasi antara Jawa-Jepang. Sumber lain dananya diduga berasal dari korupsi, mengingat ekonomi zaman itu yang tengah depresi.
Pembangunan Villa Isola adalah pembangunan yang sangat spektakuler pada masa itu di Hindia Belanda. Pembangunan yang memakan waktu "hanya" tujuh bulan dengan mengerahkan 700 orang pekerja. Menurut saksi mata, Abah Uha (saksi mata pembangunan) pernah beberapa kali melihat "mister Bareti" mengontrol pekerjaan pembangunan villanya tersebut. Menurut Abah Uha, Berretty adalah seorang yang sangat ramah, menyapa para pekerjanya tanpa mendiskriminasikan mana bule, mana pribumi. Mungkin juga karena Berreety setengah Italia setengah Jawa, sehingga ia mempunyai rasa sebagai bangsa negeri ini separuh hatinya.
Berretty hanya bisa menikmati tempat tinggal barunya selama setahun. Dalam perjalanan pulang dari Amsterdam ke Batavia, ia tewas saat Douglas DC-2 Uiver dari KLM yang ditumpanginya jatuh di dekat perbatasan Suriah-Irak, tak jauh dari kilang minyak Ruthbah pada akhir tahun 1934. Ia dimakamkan di pemakaman Inggris di Baghdad.
Berretty menikah 6 kali dan memiliki 3 orang anak. Pada tahun 1934, ia menjalin asmara dengan salah satu puteri Bonifacius Cornelis de Jonge, Gubernur Jendral yang sedang berkuasa saat itu. Sayangnya, hubungan tersebut tidak direstui oleh sang ayah, yang memang tidak menyukai Berretty karena monopoli yang dijalankannya di ANETA.
Ada beberapa patah kata menarik dari sambutan yang dilontarkan oleh Berretty, bahwa ia sangat mencintai negeri ini, dan akan menetap selamanya di Hindia Belanda. Ia juga menegaskan kepada para tamu, bahwa ia tidak akan pindah ke negara manapun juga, dan akan terus memimpin dan membesarkan Aneta menjadi agen pers yang ternama.



Sumber bacaan: