Dominique
Willem Berretty adalah
seorang keturunan Jawa dan Italia, putera Dominique Auguste Leonardus Berrett'
dan Ibu DW. Berrety yang tak lain adalah seorang wanita Jawa bernama asli Marie
Salem pengusaha dan pemilik sekolah swasta keturunan Italia. Willem Barrety
lahir di Hindia Belanda pada tanggal 20 November 1890.
Pada tahun 1910, Berretty mulai
berkarier sebagai korektor di Bataviaasch Nieuwsblad dan tak lama
kemudian menjadi reporter kota. Sejak sekitar tahun 1915, ia bekerja juga
sebagai redaktur Java Bode di Batavia (kini Jakarta). Pada tanggal 1
April 1917 di Batavia, Berretty mendirikan Algemeen
Nieuws- en Telegraaf Agentschap (ANETA) dengan uang pinjaman. Pada masa inilah,
teknik pengiriman berita via telegraf tiba di Hindia-Belanda, yang sangat
bermanfaat dalam perdagangan Nusantara-Belanda. Melalui kenalannya, Berretty
mengetahui jaringan telegrafi dunia dan korespondensi yang lebih cepat
dibandingkan pesaingnya dengan informasi yang disampaikan.
Pada pertengahan tahun 1919, Berretty
mengambil alih 2 perusahaan saingannya, sehingga menjadikan ANETA perusahaan
monopoli berita di Hindia-Belanda. Dengan surat-surat kabar Hindia-Belanda, ia
menandatangani kontrak untuk menjamin penyamnpaian berita telegraf dengan tarif
tetap. Kemudian, ia menjaga berita di koran agar pemerintah kolonial tetap baik
citranya dan ia memelihara hubungan baik dengan pemerintah. Hal itu membawa
kesuksesan dan monopoli itu membawanya menjadi orang kaya dan menjadi selebriti
saat itu. Ia populer dengan julukan "raja rumor dari Bandoeng". Ia
memiliki kantor besar di Weltevreden (sekarang Lapangan Banteng), Batavia. Atas
kesuksesannya itu banyak jurnalis dan politisi tidak senang hati dengan monopoli
yang dilakukannya, termasuk Gubernur Jenderal Hindia Belanda B.C. de Jonge.
Karena jaringan komunikasi bertambah cepat
dan banyak, ia kehilangan monopoli pada tahun 1920-an. Kemudian terjadi
kecemburuan. Akibat kritikan yang terus mengalir, ia melancarkan tindakan
perlawanan melalui De Zweep pada tahun 1920. Harian tersebut memuat
"pesan memukul" dan harus mengirimkannya pula ke harian-harian
lainnya, atau tidak akan menerima berita lagi. Setelah gagal, ia membeli harian
tersebut, dan dijalankan sebagai D'Orient, mingguan bergambar yang agak
lebih lunak. Monopoli informasinya menyebabkan diadakannya penyelidikan oleh
pemerintah kolonial pada tahun 1930, dan menemukan adanya penyalahgunaan
wewenang. Hal tersebut merusak citra Berretty.
Di awal tahun 30an seluruh dunia mengalami
krisis ekonomi global. Namun Berretty justru membangun villa yang cukup mahal
pada saat itu. Pada bulan Oktober 1932-Maret 1933, ia membangun Villa
Isola di Bandoeng, yang di masa tersebut merupakan puncak modernitas. Bangunan
tersebut dirancang oleh Wolff Schoemaker, dan dana pembangunannya yang sebesar
ƒ500.000 (setara Rp250.000.000.000,-) berasal dari Jepang, yang pada
tahun-tahun tersebut mulai menunjukkan tendensi menjajah daerah-daerah
sekitarnya dengan menjalin hubungan dengan Berretty melalui hubungan komunikasi
antara Jawa-Jepang. Sumber lain dananya diduga berasal dari korupsi, mengingat
ekonomi zaman itu yang tengah depresi.
Pembangunan Villa Isola adalah pembangunan
yang sangat spektakuler pada masa itu di Hindia Belanda. Pembangunan yang
memakan waktu "hanya" tujuh bulan dengan mengerahkan 700 orang
pekerja. Menurut saksi mata, Abah Uha (saksi mata pembangunan) pernah beberapa
kali melihat "mister Bareti" mengontrol pekerjaan pembangunan villanya
tersebut. Menurut Abah Uha, Berretty adalah seorang yang sangat ramah, menyapa
para pekerjanya tanpa mendiskriminasikan mana bule, mana pribumi. Mungkin juga
karena Berreety setengah Italia setengah Jawa, sehingga ia mempunyai rasa
sebagai bangsa negeri ini separuh hatinya.
Berretty hanya bisa menikmati tempat
tinggal barunya selama setahun. Dalam perjalanan pulang dari Amsterdam ke
Batavia, ia tewas saat Douglas DC-2 Uiver dari KLM yang ditumpanginya
jatuh di dekat perbatasan Suriah-Irak, tak jauh dari kilang minyak Ruthbah pada
akhir tahun 1934. Ia dimakamkan di pemakaman Inggris di Baghdad.
Berretty menikah 6 kali dan memiliki 3
orang anak. Pada tahun 1934, ia menjalin asmara dengan salah satu puteri
Bonifacius Cornelis de Jonge, Gubernur Jendral yang sedang berkuasa saat itu.
Sayangnya, hubungan tersebut tidak direstui oleh sang ayah, yang memang tidak
menyukai Berretty karena monopoli yang dijalankannya di ANETA.
Ada beberapa patah kata menarik dari
sambutan yang dilontarkan oleh Berretty, bahwa ia sangat mencintai negeri ini,
dan akan menetap selamanya di Hindia Belanda. Ia juga menegaskan kepada para
tamu, bahwa ia tidak akan pindah ke negara manapun juga, dan akan terus
memimpin dan membesarkan Aneta menjadi agen pers yang ternama.
Sumber bacaan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Dominique_Willem_Berretty http://susantigustris.blogspot.com/2012/03/isola-punya-cerita.html