Senin, 10 September 2012

Sepanjang Cerita Antara Aku dan Cicalengka

Cicalengka,
Kota perbatasan yang hampir tiap tahun dilewati berjuta pemudik, tak terkecuali aku...
Bawaannya males dan galau kalau udah denger kata Cicalengka. Malesnya, bakal tercemplung menjadi bagian dari beratus deret kemacetan. Galaunya, cicalengka itu di ibaratkan sebagai pintu gerbang, disitu tempat keluar dan masuk apapun itu termasuk cerita. Aaaaaargh susah untuk diceritakan
Tapi itu kisah cicalengka dulu, tidak untuk hari ini, mmmm 2 bulan kebelakang dan seterusnyaa :D

Tanya kenapa? Itu karena Dampit, siapa Dampit? Dampit adalah bagian dari Cicalengka..
Pulang mudik kemaren, bahagia banget bisa lewat jalanan Cicalengka lagi. Rasanya ada yang menari-nari di dalam perut. ada bahagia yang tertahan, pengen teriak-teriak sambil loncat-loncat kalau itu bisa. Terlebih ketika melihat gundukan tanah gersang yang menjulang diantara yang lainnya, Ya Allah bukit itu, tempat itu dan jalanan ini kampung halamanku yang selalu dirindu *1 bulan yang lalu

Sudah 2 bulan lebih meninggalkan Dampit, tapi rasa dan aura Dampit masih bahkan sangat terasa sampai detik ini. Ketika bangun tidur, mau mandi, selesai makan, ketika malam datang hingga kembali mau tidur. Bayang-bayang keluarga baru itu masih terlihat jelas di depan mata..

Sekarang hanya bisa diam sambil sesekali membuka kembali album yang pernah tertorehkan. Ada senyum tulus, tawa pedas, harap yang berbungkus tangis, dan sayang *wahh??? Yappp, ii menyayangi mereka :D

Sempat terasa dan merasa persaudaraan kita telah berahir ketika resepsi perpisahan itu usai. Tapi bagi ii pernyataan itu salah besar. Sepele banget, hanya karena masalah revisi laporan KKN hari ini..
Diantara ke 9 anggota yang lain, bisa dikatakan rumah ii paling jauh terlebih posisi ii hari ini ada di soreang *boleh anda bayangkan. Jadi untuk sekedar kerja kelompok saja luar biasa menggalaukan. Laporan kita bermasalah, jadi kita masih wajib buat kerja kelompok. Lebih menggalaukan lagi ngerjainnya di rumah Ami di Negeri Cikancung. Ii tau ada negeri Cikancung ya dari ami ini pas KKN. Dan ternyata boss, jalan alternatif yang tiap mudik dilewati itu namanya cikancung, ohhh....

OK. Kembali ke mengerjakan tugas. Beberapa kali ke rumah ami dalam beberapa hari berturut-turut tidak menjamin ii hapal jalan kesana sendirian, jalan ke rumah (Dayeuhkolot) aja perlu waktu 3 bulan menghapal.. Tak ada yang bisa diajak kompromi di rumah, semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Teman yang lain mengijinkan ii buat ga hadir dengan alasan geografis, tapi ternyata hasrat hati buat bisa kumpul bareng mereka lagi ternyata lebih besar daripada jarak Soreang-Cicalengka ehh Cikancung. Serasa ada yang menggerakan, langkah pun jadi terasa ringan.
Ternyata, mengerjakan bersama itu lebih indah dan terasa ringan. Saran sana sini ahirnya selesai sudah laporannya. 

Jadi, yang dibutuhkan dalam hidup berkelompok atau berkomunitas atau apapun itu bukan hanya persoalan ketepatan dalam pemecahan sebuah permasalahan melainkan bagaimana kita bisa melalui tahapan-tahapan selangkah demi selangkah secara bersama-sama dan tepat pula. Bukan suatu masalah besar persoalan itu tak terpecahkan, nilai yang paling unggul adalah kesetiaan dan kekompakan untuk bisa menghadapinya bersama-sama.
Kalian, sekali lagi mengajarkan pelajaran hidup baru lagi buat ii. Hari ini jujur, ii bahagia seharian bisa bersama kalian. Bahagianya banget. Tak masalah ii harus meninggalkan rapat, toh rapat bisa setiap sabtu. Tapi bisa bercanda dengan kalian tak tentu setiap hari sabtu. 

Apapun yang akan terjadi nanti, di fikir nanti saja. Yang terpenting adalah kita fikirkan hari ini, buat hari ini menjadi hari terbaik dalam hidup kita. Untuk hari esok, kita fikirkan setelah hari ini usai. Rencanakan pula hari esok akan lebih baik dari hari ini. Hidup ini hanya sekali Boss, jangan di bikin pusingggg.

Keyakinan ii semakin kuat. Ternyata kebersamaan kita tak sebatas habis kontrak rumah Bibinya Daus dan Kontrak KRS saja, tapi untuk selanjutnya. Semoga kalian juga berfikir seperti itu juga.... :D
Hari ini indah tak sebatas ketemu kalian aja, tapi senja sore ini pun begitu menawan. Sang surya sempurna terlihat jingga mengantar ii sampai depan pintu rumahh. I like it..

# Ami makasih udah mau jemput ii.. Ulill, Mpit makasih udah bikkin ii ketawa bahagia.. Udje, ga boleh bete ya kalo lagi barengg, udje gak asik ah kalo lagi bete.. Nanda, hari ini belajar sikap judes baru lagi dari kamu, makaaaciiih.. Borii, maksih jadi orang pertama yang mau denger ketawa atas kekonyolan diri ii hari ini, hahaa malu.. Mpah, kau masih seperti yang dulu. Dan tadi pas lagi nyeritain kejadian di LPPM serasa kaya yang di dampit loh, Mpah jadi nara sumber utama karena ngomong sendirian dan kita nonton. Bedanya kalau di dampit, Mpah berdua sama epul. Hehehee :D V

Dasar Inocent!!!!


Pagi ini, ga pengen banget buka mata. Berharap apa yang ii liat tidak berahir pula, bahagia ii saat itu tak tertuangkan oleh kuas manapun. Indahnya penuh warna pelangi, cerianya membawa rona hidup terang. Menghadirkan tawa pada kesunyian, menyejukan jiwa yang bersanding didekatmu
Tapi kenapa ii harus terbangun dan menangis sepagi ini untukmu? Melihat ternyata kau tak seindah itu, kau tak secerah warna pelangi, tak sehangat mentari dan kau sebatas angin lalu yang pernah mengisi hari-hari sibuk ii...
Dasar inocent, terimakasih udah bikin ii bahagia sementara

Senin, 03 September 2012

Ayah dan Jingga


Kau, Pria tangguh yang selalu ii panggil Ayah...
Setiap pagi ketika sang surya memulai harinya menyinari bumi, kau telah siap dengan seragammu mewarnai setiap baris-baris lahan dengan warna emasmu..
ayah, mau kemana gadis kecil gendut yang baru bangun dari tidurnya berteriak memanggilnya. Namun ia harus kecewa karena sang ayah tak mendengarnya
Berbekal dengan rasa ihlas serta cinta kau ayahkumemulai menyisir hari hingga terbenamnya penguasa hari
Senja datang dengan menyuguhkan jingganya nan anggun, itulah saat-saat terindah dalam hari. Ketika bisa melihat bintang malam menyambutku bersama sang jingga dan mengantar hingga pintu Masjid. Sejak saat itulah ii menyukai langit senja nan jingga, nuansanya selalu ceria.
Selalu ada kisah di langit senja...
Tentang kasih dan kesetiaan,
Kau yang selalu ku panggil ayah,
ketika senja telah berubah pekat, kau mengajarkan kami apa itu kisah hidup. Mengajarkan kami membaca kitab yang tulisannya mengalir bagai air
kau guru dan ustadz dalam kehidupan kami
kau ajarkan apa itu taat, patuh dan kewajiban
kau yang selalu ku panggil ayah, yang selalu setia menjemput kami di gelapnya malam sepulang mengaji
aku selalu berhayal jika kelak aku telah dewasa, berbagi mimpi tentang cita-cita, kau yang selalu ku panggil ayah adalah orang paling setia yang selalu mendengarkan ocehan anehku..
hari ini aku tak seperti yang selalu ku ceritakan dulu padamu ayah. Ii tak pernah sekalipun untuk bermimpi menjadi seperti ini. Bermimpi untuk begitu cepat kehilangan kau pula, ayah... ii tak pernah sekalipun membanggakanmu, tapi ii berharap kau dapat tersenyum melihat kami saat ini disana...
kau yang selalu ii panggil ayah, sekarang kau telah menjadi seorang abah, seperti cita-citamu. 2 cucumu nan cantik selalu mengingatkanku akan senyum dan wajah teduhmu..
kau yang selalu ii panggil ayah, meski ii tak bisa sesempurna engkau tapi ii ingin bisa membagikan apa yang telah engkau bagikan kepada ii dulu.
Tak ada yang berubah tentangmu ayahku. Hingga saat ini aku pun masih suka bermain di tempat tidurmu seperti dahulu. Ii merasa kau dekat dengan ii ketika berada disini. Suasana tenang dan hening hadir seakan mewakili hadirmu. Ayah, masih sangat teringat di mataku ketika kau terbaring di tempat ini...
Jika dulu tak ada hari tanpa restumu, mencium telapak tanganmu, dan berlalu dengan doamu kini aku hanya bisa memandang pusara bisu yang tertulis namamu. Seandainya ii bisa meminta ke Allah, ii ingin bisa diwisuda tepat di bulan lahir ii, dan kau ayah dapat menyaksikannya sebagai guru terbaik dalam hidup ii...
Terimaksih atas curahan sayang yang telah kau berikan selama ii tumbuh dewasa. Kota ini adalah musium kehidupan yang akan selalu ii kunjungi jika rindu akan petuahmu
Kau yang selalu ii panggil ayah, meskipun kau hanya PAKDE ku, 17 tahun yang lalu ataupun hari ini kau tetap AYAHKU...
Kami sayang kau, Ayah... :*

Me VS Nona Bala-Bala


Nona Bala-Bala: ketika kita merasa sangat menyayangi seseorang, jangan lupakan, kita juga harus menyayangi diri kita sendiri.. :l
Cukieeeeet..he
Me: tapi terkadang, ketika kita sedang mencintai seseorang kita lupa dengan apa yanng ada disekitar kita termasuk diri sendiri
Dan ketika kita mencintaiseseorang, kita juga harus belajar untuk kehilangan dia :D
Ayooo ganbate kudasai kaka :D
Nona Bala-Bala: dan saat kehilangan dia adalah episode paling menyakitkan.
Me: sakit, tapi hikmah dibalik semua itu besar. Meski kita merasakannya bukan pada saat itu juga
Nona Bala-bala: kadang aku ragu apa aku mampu bertahan. Aku takut melihat kedepan. Takut untuk maju satu langkah. Tapi jika aku tetap diam disni, waktu akan semakin mencelaku. Mengaduk-aduk perasaanku.
Me: kita takut karena tak pernah mencoba..
Kata alm. Kakek ii dulu gini, “ketika kita menaiki sebuah mikrolet naiklah langsung kedalam. Jangan skali-kali kau berdiri didepan pintunya, karena angin jalanan itu jahat”
Ketika dianalogikan kedalam hidup kita, ketika kita menjalani sesuatu jangan pernah setengah-setengah. Masuk ke dalam masalah tersebut atau tidak sma sekali.
Lanjutkan cerita hidup yang sudah diawali itu, biar kelak bisa menjadi sejarah. Meski akan pahit ditelan saat ini.. smangat bebz..
Nona Bala-Bala: mungkin aku terlalu egois
Me: kita itu paling mudah sekali untuk menilai orang lain dan mencari-cari kesalahannya. Tapi mudah pula orang yang sedang terjebak dalam situasi galau untuk menghujat diri :’(
Nona Bala-Bala: peluk aku
Me: ingat aku yang selalu memeluk mu sebelum wktu tidur :D
Tahukah kau Nona, sebenarnya aku pun sedang menasihati diriku sendiri. Tak sepantasnya aku berkata demikian padamu..
Masih ingatkah di musim galau kita bulan lalu, kita selalu bersama2?
Saling berbagi tawa sebelum kita terpejam
Selalu duduk bersama ketika kita baru terjaga, memandangi gunung yang berdiri kokoh itu...
Menangis bersama, menangisi sesuatu yang kita anggap layak untuk ditangisi ituu..
Nona Bala-Bala, dibalik sikapmu nan tegas ternyata engkau rapuh.. kau terlalu mudah untuk meluapkan emosimu.
Wajah sendumu bertambah layu karena kau senang sekali menangis..
Nona Bala-bala sayang, sejak kontrak kita tercantum dalam sebuah kertas hijau kau adalah kakakku, kita bukanlah orang yang terikat karena identitas saja.. melainkan kita semua keluarga..
Kau tak sendiri.
Simpan airmatamu  itu untuk orang-orang yang kau anggap  SANGAT BERHARGA dalam hidupmu,
Jika kau ingin menangis, tumpahkanlah airmatamu kedalam kata. Tulis apa yang tak bisa engkau katakan. Rangkai airmatamu kedalam bait-bait indah. Persembahkanlah untaian kata itu kepada dunia, dan katakanlah aku bukan wanita lemah
Aku rindu kau yang dulu, kau yang selalu tertawa meski tawamu sehangat musim panas di kutub sana..
Kau yang selalu ingin kupeluk sebelum mataku terlelap dalam mimpi,
Kehangatanmu akan mengubah segalnya, kau tak sendiri disini. Jangan biarkan permainan hidup merajaimu..
Jangan menangis Nona Bala-bala ku sayaaang, aku selalu menunggu untaian puisi2 darimu.. :*