Sabtu, 01 Juni 2013

feeltheraise

Aku disini bukan seperti maumu,
aku bukan seperti inginmu pula.
Jauh dari maumu, jauh dari inginku pula…
Kau tak pernah memanggil namaku,
kau tak menginginkan namaku juga…

apa maumu?
Karena aku bukanlah maumu maka menjauhlah dariku


Angin Bertuan

Semua yang ada di depan mata terlihat rancu, tak berwarna dan obyeknya pun semaki blur saja seperti gambar yang diambil menggunkan kamera tua kemudian di blur kan kembali. akan mengundang tanya siapa saja yang melihatnya, “potret apakah yang ada di depanku”
Layaknya mereka yang berdiri di tengah kebingungan, lantas akupun masuk lebih jauh kedalam labirin gelap itu, jauh lebih jauh lagi. Semakin aku jauh melangkah maju kedalam, tak ada yang aku dapatkan hanya gelap dan kedap. Rasanya sesak sekali, airmataku tak keluar satu tetespun. Sakit di dalam itu memang susah digambarkan, berbeda ketika kita terjatuh dari sepeda, kita tau betul apa yang harus kita tangisi.
Tak lama aku merasakan semilirnya angin yang malu-malu berhembus menghampiriku. Perlahan tapi pasti. Tidak berirama, kadang sangat halus sehingga siapa saja yang merasakannya merasa terbuai namun kadang menjadi bencana.
Wahai Mr. Angin, ternyata kau bagian dari kawanku. Kau datang atas utusan tuanmu ataukah engkau sejenak mampir di tengah pengembaraan karena melihat gadis kecil tersesat di dalam labirin gelap?
Apapun itu, terimakasih telah membuat detik yang singkat itu menjadi lebih bermakna oleh hembusan lembutmu.
Ternyata aku mulai terseret hembusanmu, perlahan dan terlihat sangat menakjubkan. Akan selalu ada hembusan kasih ketika nafasku sedikit sesak tak bisa bernafas, kau hadirkan Maha Karya Tuhan yang terindah didepan mata. Lautan luas tak berbatas
Meskipun kau selalu memegang erat tanganku, aku tau kau angin bertuan. Aku tak mau kau terus menjadi pemberi angin dalam perjalanan labirinku.
Mr. Angin, ternyata aku sedikit “Jatuh Cinta” dengan rupamu. Tapi kau adalah angin bertuan…
Terimaksih telah menjadi penyejuk dalam perjalanan panjang labirinku meski hanya sesaat. Sampaikan salamku untuk tuanmu, terimaksih telah menyambung sedikit harapan hidupku