Rabu, 16 Oktober 2013

Ataxia. Tentang hati dan otak

Otaku selalu memerintahkan hati untuk baik baik saja dan biasa biasa saja. Tapi susah banget hati ngejalaninya.
Kalo liat apapun yang berkaitan tentang sebut saja dengan 'dia' , justru semuanya berbalik seperti lose control dan mata mulai nangis.
Otak ga kuasa banget buat mencegahnya. Ga berdaya kaya yang ga punya rem untuk sesaat.
Lantas hati seakan semakin merekah warnanya dan ingin pecah di dalam. Sakitnya ga bisa di gambarkan dan dijelaskan dengan kata kata.
Sakitnya itu abstrak. Karena hanya saya yang tau bagaimana rupa dan rasa sakit itu maka hanya saya juga yang berhak menjadi dokternya.
Tapi otak seakan akan lumpuh karena hati saya yang melemah. Tidak bisa memerintahkan apapun.
Semuanya kosong. Bahkan untuk sekedar mengerem dan mengusap airmata yang keluar pun ga bisa.
Koordinasi jelek dalam tubuh.
Semua aktivitas gagal hanya karena sebuah nama, Karena 'dia'
Semua karena dia otakku menjadi diam
Karena dia hatiku merekah lalu patah
Karena dia mulutku jadi bisu
Hanya karena dia mataku kosong tak berwarna kecuali airmata
Karena dia pelangi enggan berbagi jingganya
Karena dia senja tak pernah menampakan keanggunannya
Karena dia bintangpun enggan berkedip mengantarkan adik tidur
Karena dia dia dia dan dia pemuja sychamore pun harus lumpuh dibawah lantainya langit berharapkan hujan menyapu semua semuanya