Rabu, 27 Juni 2012

Selamat Menjadi Seniman Hidup

Setiap pagi ketika sang fajar menyapa, tak lupa selalu kumohonkan restu untuk menjadi pemahat hari..
Itulah hariku, hasil dari karyaku..
Saya yakin Tuhan selalu memberikan apa yang kita ingin
Tidak sekedar itu saja..
Tuhan ingin kita menebusnya
Mengambilnya dengan sedikit pengorbanan, hanya sedikit saja yang Tuhan minta dari kita
Tak lebih dari 10% energi kita mungkin
Begitulah cara Tuhan menunjukan CintaNya pada kita, mendidik kita sebagai hamba yang tangguh
Hingga suatu saat nanti, kita akan berpulang menyandang gelar Sebagai Insan rabbani, jika kita mau...

Jadi, akan kita jadikan apa hari kita ya tergantung pda keahlian kita sendiri dalam memahat hari dan hidup kita...

Selamat Menjadi Seniman Hidup ^^

Terimakasih di ujung Malam

Malam, bagian terindah dari serangkaian perjalanan hari yang paling akrab denganku.
Disini, di bawah langitMu aku duduk menengadahkan penuh harap padaMu
Mungkin inilah jawaban atas titahMU, mengapa Kau istimewakan malam
Betapa eksotisnya langit malam
Keangkuhanku luntur bersama tetesan air mataku
Allah, maafkan aku yang terlalu angkuh berjalan di Bumi Mu
Seakan aku adalah segalanya,
Hanya kata maaf yang dapat aku katakan.
Aku tak tahu, iblis mana yang merangkulku,
Aku hanya ingin menjadi perempuan yang baik
Allah, apakah sebegitu susah untuk menjadi baik?
Aku tahu Kau bersamaku, tetap tuntun aku Allah untuk kembali menjalani hari-hari ku
Allah, terimakasih tak terukur aku panjatkan kehadiratMu di ujung hari ini. Langit malam nan indah menjadi saksi...
Allah, tetap tuntun aku dijalanMu sampai tutup usiaku

Selasa, 19 Juni 2012

Gila tiap malam

Aku diam, semuanya sunyi seakan bersatu menyelimuti duduk malamku..
Suara detik jam beradu dengan kata-kata dikepalaku, waktu hampir menunjukan pukul 1 dinihari. Mataku seakan semakin terjaga. Tubuhku lemah tak berdaya melawan pertahanan lawan yang semakin menguat. Kata orang itu insomnia, banyak orang berbangga dengan gelarnya sebagai pengidap insomnia. Bagiku, ini petaka!!!
Hampir tiap malam seperti ini, aktifitasku hampir mirip satpam yang mendapatkan sift malam atau tukang ronda. Berjalan mondar mandir kesana kemari, tak tentu arah. Pikiranku kosong.
Ini bukan mauku!!!
Seakan ada magnet yang menarikku memasuki dunia ini. “Heii siapapun kamu, lepaskan aku dari penderitaan ini. Jangan bawa aku ikut serta dalam duniamu yang terkutuk ini”. Sangat terkutuk, sungguh terkutuk. Ketika semua orang terlelap dalam istirahat malamnya, aku hanya bisa duduk diam seperti penjaga rumah yang setia pada majikannya.
Aku rindu dengan hidupku yang dulu. Malam selalu menyelimuti istirahatku dan siang tak pernah lelah menuntunku menuju sudut-sudut kota.
Indaaaah sekali, jika aku menguasai perputaran waktu aku ingin menghentikan masaku pada saat itu dan tak akan ku putar lagi untuk sedetikpun.
Aku, lelah
Aku juga lemah,
Nyanyian binatang malampun meredup, seakan patuh pada satu titah.
Mungkin sang surya telah cukup beristirahat di peraduannya dan ingin segera menyinari semesta ini...
Aku, ingin segera memejamkan mataku. Merebahkan tubuku pada peraduan pula, menunaikan hak tubuhku tapi aku tak ingin melewatkan saat sang fajar memberikan salam keberkahan pada penduduk bumi,
Ya Allah, Nuur ‘ala Nuur ijinkan hambaMu ini menikmati hangatnya berkah Nuur Mu

Just Mama?

Mama, saya sadar tanpa sentuhan kasih tulusmu aku bukan apa-apa hari ini. Hari ini, Aku bukanlah asisten dosen, aku bukan calon wisudawati yang sedang menunggu saat2 diwisuda, bukan orang calon mahasiswa cumlaude atau apapun yang mereka banggakan saat predikatnya menjadi mahasiswa seperti diriku sekarang, aku hanya gadis menginjak usia dewasa yang masih galau akan hidupku sendiri.
Aku tak melihat sejarah perjuanganmu mama, tapi aku mendengar bahwa kau wanita luar biasa di dunia ini. Semua orang mengakui itu, mama...
Apapun yang kau berikan padaku, akan selamanya melekat pada diriku. Asimu, petuahmu, nasihatmu, menyatu mengalir dalam darahku, menjadikan aku yang saat ini..
Aku bukan gadis remaja yang alim seperti ustadzah di TV, aku bukan juga tokoh utama perempuan di novel religi yang selalu sempurna. Tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk orang lain eh bukan tapi berguna untuk diriku sendiri dan mamaku.
Tak banyak cita-citaku kelak, dongeng cita-cita itu hanya milik anak-anak SD untuk memotivasi belajar saja. Aku hanya ingin jadi anak berbakti untukmu mamaku, ibuku, ummi.
Mama, mama terbaik sedunia. Ijinkan aku anakmu yang bodoh ini untuk mengejar kesempurnaan ilmu Allah itu...
Mama, ijinkan aku yang nakal ini ingin memberikan kesempurnaan bagimu. Mama sampaikan pada ayah pula, kesempurnaan itu akan membawa kita pada dunia. Kualitaslah yang akan membuktikan kesempurnaan itu mamaa.. kesempurnaan iman kita pada Tuhan dan kesempurnaan ilmu yang akan menuntun kita pada jalan lurus Tuhan mama
Aku ingin melukiskan senyum di wajah teduhmu nanti...
Mama, aku cinta mama...