Aku diam, semuanya sunyi seakan bersatu
menyelimuti duduk malamku..
Suara detik jam beradu dengan kata-kata
dikepalaku, waktu hampir menunjukan pukul 1 dinihari. Mataku seakan semakin
terjaga. Tubuhku lemah tak berdaya melawan pertahanan lawan yang semakin
menguat. Kata orang itu insomnia, banyak orang berbangga dengan gelarnya
sebagai pengidap insomnia. Bagiku, ini petaka!!!
Hampir tiap malam seperti ini, aktifitasku
hampir mirip satpam yang mendapatkan sift malam atau tukang ronda. Berjalan
mondar mandir kesana kemari, tak tentu arah. Pikiranku kosong.
Ini bukan mauku!!!
Seakan ada magnet yang menarikku memasuki
dunia ini. “Heii siapapun kamu, lepaskan aku dari penderitaan ini. Jangan bawa
aku ikut serta dalam duniamu yang terkutuk ini”. Sangat terkutuk, sungguh
terkutuk. Ketika semua orang terlelap dalam istirahat malamnya, aku hanya bisa
duduk diam seperti penjaga rumah yang setia pada majikannya.
Aku rindu dengan hidupku yang dulu. Malam
selalu menyelimuti istirahatku dan siang tak pernah lelah menuntunku menuju
sudut-sudut kota.
Indaaaah sekali, jika aku menguasai
perputaran waktu aku ingin menghentikan masaku pada saat itu dan tak akan ku
putar lagi untuk sedetikpun.
Aku, lelah
Aku juga lemah,
Nyanyian binatang malampun meredup, seakan
patuh pada satu titah.
Mungkin sang surya telah cukup beristirahat
di peraduannya dan ingin segera menyinari semesta ini...
Aku, ingin segera memejamkan mataku.
Merebahkan tubuku pada peraduan pula, menunaikan hak tubuhku tapi aku tak ingin
melewatkan saat sang fajar memberikan salam keberkahan pada penduduk bumi,
Ya Allah, Nuur ‘ala Nuur ijinkan hambaMu
ini menikmati hangatnya berkah Nuur Mu