Sabtu, 27 September 2014

duhai hati yang patah, aku masih punya Alloh

Tidak semua manusia mampu berdiri di garda depan, ada kalanya manusia tidak mendapatkan semua apa yang ia inginkan.
Layaknya super star, dia tidak akan terkenal tanpa adanya para penggemar yang bertepuk tangan dibelakangnya. Yah, saya memahami betul itu dan saya menyadari pula posisi saya saat ini atas semua ikhtiar yang selama ini saya lakukan.
Dalam kesakitan hati ini, mulut sangat mudah berucap ikhlas namun hati masih belum berhenti menatakan rasanya agar senada.

Iya, sekali lagi saya fahami betul akan hal itu. Jika Bandung-Yogyakarta terasa begitu jauh untuk kembali menorehkan cerita manis, mungkin Alloh telah menyiapkan skenario baru yang lebih indah. Ini saatnya saya untuk kembali menyempurnakan ikhtiar dan meningkatkan kembali kualitas diri.

Semoga hati akan lebih mudah menerimanya, Bandung 2014

Rabu, 24 September 2014

i BLOGG you




Apa atuh da akumah mau curhat ge Cuma bisa ke blogg. Im not blogger, saya Cuma warga Indonesia biasa yang hobi insomnia jadi kalau curhat ya Cuma bisa ke blogg. Ya terserah kalian mau komen gimana, ini blogg aing jadi ya kumaha aing weh.. ga suka ya gausah dibuka, simpel toh kaya hidup saya :D

Whataever mereka komentar apa, tapi saya cinta banget ngalay sama sama ngegalau disini.. yeah i BLOGG you so much :*

Selasa, 23 September 2014

the sun and to the set




Tidak ada keangkuhan tercipta, hanya ada keanggunan yang tersembunyi
Captured by Mas Eka Wiyandi
Location Yogyakarta, Indonesia

Selasa, 02 September 2014

Indah Dwi Tsani



Senin, 1 September 2014. di ruang kelas 3 A

Sebagian siswa berada dikelas untuk makan siang, beberapa masih sibuk menyalin pelajaran yang ada di papan tulis dan sebagian yang lain berada di masjid untuk sholat dzuhur berjamaah.
Saya dan bu Feni berada di kelas.  Sementara bu Feni menuliskan note di buku penghubung siswa, saya membuka-buka buku pelajaran sambil mengawasi Indah makan siang.
Oya, Indah itu siswa baru bagi saya tepatnya saya guru baru bagi Indah. Indah siswi kelas 3 di SD Islam Baitul Hikmah. Secara fisik Indah mengalami Low Vision, sisanya dia di judge mentaly retarded. Baitul Hikmah secara pribadi tidak mengikrarkan diri sebagai sekolah Inklusi, tapi ada beberapa siswanya yang memang berkebutuhan khusus.
Indah anak yang ceria, energik dan supel. Sangat berbeda dengan saya yang memang susah bergaul.
Karena saat itu waktu istirahat, maka siswapun duduk dengan seenaknya (tidak pada bangkunya masing2).
Indah duduk di bangku Habib yang berada tepat di depan meja bu Feni karena tempat duduk Indah ditempati oleh kawannya yang masih menyalin tulisan di papan tulis.
Tetiba Habib tiba datang dengan terburu-buru setelah sholat dzuhur di Masjid hendak menyimpan sesuatu di tasnya. Habib mengusir Indah yang sedang menghabiskan makan siangnya
“Indah!!! Awas-awas jangan duduk disini!” nada bicaranya sangat keras
Indah polos menatap wajah Habib. Saya membantu Indah untuk memindahkan piringnya ke bangku yang lain, lalu Bu Feni menyuruh siswa yang duduk di bangku Indah untuk berpindah.
Saya membantu Indah duduk di tempat duduknya. Saat Indah sudah duduk pada tempat duduknya, Habib kembali berteriak
“Indah!! Gantian kursinya. Aku pengen ganti kursinya”
“ Kenapa mau gantian? Indah kan sudah duduk di bangkunya” saya membantu Indah menjawab
“ ga mau pakai korsi ini! Bekas di duduki sama Indah!” jawab Habib
Saya menatap sejenak ke arah bu Feni.
“Indah! Ayo cepat semua korsi di duduki ayo Indah!” Segera dengan keras bu Feni menyuruh Indah. Habib berlalu tanpa komentar.
Mungkin maksud bu Feni adalah agar Habib tidak dapat menukarnya dengan kursi manapun. Bahwa indah pun sama dengan yang lainnya.
          Selama seharian itu, saya selalu mendampingi kemanapun Indah pergi. Selain untuk keperluan asesmen, saya hanya ingin mengenal lebih jauh tentang Indah dan bagaimana kemampuan dia berinteraksi dan bersosialisasi. Seperti tadi saya katakan, Indah anak yang supel dia suka bermain dengan siapapun dan care pada siapapun termasuk saya yang dalam hidupnya adalah orang baru. Justru yang saya lihat penerimaan atas hadirnya Indah yang sangat berbeda. Seperti halnya sikap Habib begitu juga teman-teman Indah yang lainnya. Tidak semua dapat menerima kehadiran Indah. Selama seharian tadi saya hanya melihat Indah bermain dengan satu orang saja yang saya lupa tidak bertanya namaya.
          Iya itu suatu hal wajar yang terjadi didalam sebuah sekolah inklusi dimana posisi Anak Berkebutuhan Khusus disitu menjadi kaum minoritas yang memang wajib diperjuangkan oleh siapapun agar mereka mendapatkan hak semestinya. Ini bukan kali pertama saya mengalami hal demikian, pada kasus Indah kali ini saya tidak belum dapat berbuat banyak dengan status saya.
          Beberapa orang tua siswa pun sedemikian halnya, mereka menerima keadaan Indah bukan pada sepenuhnya permakluman melainkan iba padahal untuk Indah pribadi dia buakan tipikal anak yang selalu ingin dikasihani dengan keadannya itu. Dia ingin melakukan semua hal yang orang lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain karena keterbatasannya tersebut.
          Inilah sekolah inklusi, sekolah yang memang bukan lagi sebuah tembok pembatas bagi anak-anak  yang memiliki kebutuhan khusus. Bahkan pada dasarnya kita pun memiliki kebutuhan khusus. Tantangan di sekolah Inklusi bukan terletak pada anak tersebut untuk dapat menyesuaikan diri sendiri terhadap lingkungannya, melainkan ujian untuk sang guru untuk dapat meyakinkan semua elemen yang terdapat dalam sekolah tersebut bahwa anak berkebutuhan khusus juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan mendapatkan layanan pendidikan seperti halnya warga negara lain.
          Saat jam sekolah usai, saya sungguh sangat beruntung karena dapat bertemu dengan mamah Indah yang kata bu Feni beliau itu wanita karir yang memang super sibuk.
“ah saya juga sudah pasrah bu dengan keadaan Indah. Ya saya mah mau gimana lagi selain menerimakan keadaan dia, da mau diapakan lagi” kata mamah Indah
Rasa-rasanya saya sudah tidak asing mendengar rangkaian kalimat tersebut. Kepasrahan orang tua anak berkebutuhan khusus terhadap kondisi anaknya. Iyah.. orang tua mana yang ingin dikarunia buah hati spesial seperti itu.
Entahlah, bukan berpasrah pada kenyataan. Namun saya pun masih belum tahu bagaimana esok memulai hari dengan Indah dengan segala keistimewaannya tersebut. Sebab, untuk mencintai Indah tidaklah membutuhkan waktu yang lama.
Semoga kau dapat menjadi kawan bu ii yaa nak