Selasa, 22 Oktober 2013

22 for 22 my age

Selalu ada yang special pada hari ke 22 di bulan Agustus. ii ga pernah bikin sesuatu yang special di hari itu atau minta yang special. Allah Maha Baik yang selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Pada hari Kamis pada tanggal yang sama 22 tahun yang lalu Allah memberikan saya kesempatan menghirup udara di bumi ini yang kata orang indah karena penuh dengan warna.
Untuk tahun ini, mungkin dirasa special dari sisi bilangan. Kamis 22 untuk 22 sama seperti ketika ii pertamakali hadir di dunia . Tahun ini tidak ada kecupan sayang dari mamah sama bapa di pagi-pagi dan doa yang di ucapkan sampe bikin nangis. Tapi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, meskipun pada tahun kemarin juga ii ngerayain tanggal 22 dalam suasana hingar binger hari Raya Idul Fitri tapi tahun ini sangat berbeda, saya katakan sangat berbeda.
Tidak harus memusingkan membalas ucapan via sms ataupun Facebook, sungguh damai.
Sebenernya bukan itu juga yang bikin special sih, tapi karena pagi ini 22 kali ini ada seseorang yang ii spesialkan mengucapkan doa untuk ii. Ini untuk pertamanya setelah 22 tahun, dia yang ii spesialkan kali ini memiliki status.
Lucu banget sih sebenernya.
Positif thinking yang ada adalah mungkin dia jawaba dari Allah atas doa dan penawar dari yang sebelumnya pernah datang pada ii. Sebagai yang pertama dan menjadi yang terahir, sebab semenjak dia datang hari-hari ii bisa sedikit lebih berwarna ceria kembali setelah terluka Ya, semoga dia penawar itu.
Ceria dan warna itu tak seawet merah pada gula-gula ternyata. Sebab ketika senja menjelang ceria itu memudar menjadi duka Kali ini ii harus belajar ilmu tingkat Dewa untuk bisa melepaskannya setelah mempertahankannya dengan airmata. Entah kenapa ii selalu yakin padanya, tidak ada keraguan lagi pada dia bahwasanya teori evolusi pada manusia itu ada. Hari ini pada 22 untuk 22 ii harus menahan sedikit pahit dan memperdalam lagi apa itu yang disebut ikhlas untuk bisa melepaskannya
Seperti terbangun dari tidur siang di tengah terik matahari, rasanya enggan sekali beranjak dari tempat tidur karena keseimbangan belum tercipta, itu yang saya rasakan. Tak ada siapapun yang dapat ii bagi pahit itu, tak ingin juga melihat orang-orang disekitar ii menjadi iba atas tragedy ini. Maka sebaik-baik pencuri adalah dia yang bisa menyembunyikan luka karena ulahnya.
Surprise 22 untuk 22ku pun begitu hambar ditelan. Bahkan tak dapat dirasa sama sekali warnanya dan tenggorokan pun turut menolaknya. Hambar. Terasa garing keceriaan itu. Ingin hati mengumpat mereka, menumpahkan pahit yang diderita tenggorokan pada mereka, tapi siapakah mereka.. Mereka tak berhak mengecap getirnya rasa yang masih terlalu susah untuk saya cerna ini.
Keceriaan pias di hari itu. Tuhan, hatiku masih sedikit mengumpat di dalam hati sampai saat ini. Tapi akalku menerimanya sebagai sebuah proses di dalam hidup. Lantas jiwaku menerimanya sebagai reaksi betapa hinanya saya. Tak habis menangis hingga saat ini di hadapMu Allah, betapa saya hinanya. Bukan karena dia yang biasa-biasa saja membuat saya menangis, melainkan menangisi diri sendiri menyia-nyiakan berkahMu karena harus menerimanya. Seperti sudah tak memiliki hak hidup lagi di dunia ini.
Oke, ini 22 for 22. Semoga akan ada 22 lagi dan lagi yang lebih baik dan kesempatan memperbaiki diri.
Beruntungnyaaa masih di kasih keluarga dan sahabat yang baik dan super seperti kalian. Rasanya getir yang tadi susah ditelan sekarang dapat dimuntahkan. Bahawa saya berhak mendapatkan yang jauh dari dia. Ini saatnya memperbaiki kulitas diri. Putus Cinta? Hadianya 3HurufDibelakangNama