Sejak semalem memang sudah diniatin ii
tidur cepet soalnya paginya ii dapet jatah piket 2 sekaligus. Piket masak dan
bebersih. Yampuuun, ini hari yang ii nanti tapi hari yang paling ii gak mau. Ii
gak bisa masak, kalo sekedar bebersih aja mungkin ii bisa.
Dari selesai subuh bahkan belum shalat
subuh sudah sibuk dengan pekerjaan ibu-ibu. Nyapu, ngepel, nyuci katel dan
sebagainya. Dampi di Subuh hari itu dinginnya super duper tak ada yang
menandingi. Dan agenda pertama masak nasi goreng, ini spesalis ii J. Se tidak bisa-bisanya ii masak,
kalo sekadar masak nasi goreng aja mah ii ahlinya tiap malem atau sarapan pagi
juga ii suka bikin nasi goreng buat sarapan keluarga. Tapi masak nasi goreng
pagi ini berbeda. Ini sebuah tantangan tentang rasa. Selera makan orang di
rumah kontrakan ini semua berbeda, inilah tantangannya, bagaimana kita bisa
menyamakan selera rasa tiap penghuni yang berbeda. Didalam diam ketika memasak,
ii berfikir. Ternyata memasak bukan sebuah keahlian yang berangkat dari
keturunan. Tapi memasak merupakan sebuah seni yang setiap orang pasti
memlikinya dan mampu untuk mengimprove mengikuti jiwa seninya itu. Ii tegasin, II GAK SUKA CEWEK BERMUKA DUA, DASAR RUBAH
KAMPUNG!!! , hahaa apa maksudnya coba? Renungin aja sendiri.
Tragedi galau masak nasi goreng berahir.
Dan berlanjut meluncur ke kantor Desa,
penutupan acara pekan gotong royong oleh bupati. Ngantuknya benar-benar kelas
DEWA, sempet tiduuuuur.
Pulang ke rumah, acara kembali berkutat di
dapur. Kali ini temanya masak sayur lodeh. Whatt??? Apa ini? Hehee, dengan
senang hati Uly bantuin plus jadi tutor masak ii. Makasih Ulyyyy :*
Sampai detik ini ii belum ngerasain tu
sayur lodeh seperti apa rasanya. Tiap mau makan ada aja acaranya.
Selesai masak, acara berlanjut ke nyetrika
baju, beberes baju dikamar, dan nyuci. Nyuci juga belum beres, pekerjaan
selanjutnya menanti. Nyebarin undangan. Sedikit sakit hati entah kenapa, tapi
sakit hati itu berlanjut hingga malam ini.
Dibalik peristiwa akan ada hikmah. Hikmah
yang ii dapt, bisa jalan-jalan keliling Dampit—legok panglay. Subhanallah,
pemandangan disini lebih indah dari yaang ii liat selama tinggal disini. Ii
bisa melihat perumahan di kaki-kaki bukit. Ii juga bisa liat sawah berjajar
dibawah. Pola kehidupan yang berkerumun, dan rumah-rumah sederhana nan indah
yang sarat kehangatan kekeluargaan. Sebagian rumah itu terbuat dari bilik,
sebagian juga masih berupa rumah panggung. Bersih, wangi pedesaan tercium
lekat. Rasa capek jalan mendaki gunung dan turun lembah tidak terasa #bohong :D
Kegiatan berlanjut di rumah, anak-anak
tepat setelah ashar sudah stay di rumah kontrakan pengen main. Sedari pagi,
siang, sore anak-anak itu gada bosannya menunggu kita bisa menerima ajakan
mereka bermain bersama. Argggh, anak-anak lucu ituuu...
Sampai detik ini, rasa kesal masih ada
dihati. Capek hari ini tak terkira.
Allah, mudahkan hambaMu ini gustiii...
Hikmah hari ini, bisa jalan-jalan keliling
kampung legok panglay, bisa masak sayur lodeh, sama bisa main kerumah Pak Aep
yang rumahnya super asriiii :D
Selamat tidur...