Senin, 30 Juli 2012

Im Free

Membangun mood sebangun tidur ittu seperti memindahkan bukit Tursina ke depan mata. Bukan sesuatu yang ustahil namun sesuattu yang susah.
Tursina itu seperti Sindoro, memiliki kisah dan memiliki sejarah. begitu pula hidup ii..
Hidup bebas itu suatu pilihan, dan ii rasakan begitu indah. betapa bodohnya ii ketika Sindoro nan eksotis bertahta di depan mata tapi ii masih mencari Tursina.
Allah, Gusti.. ini pertanda apa? Engkau marah pada ii?
hidup ii saat ini adalah hidup ii hari esok. jika hari ini ii menangis, esok akan ii dapati yang lebih dari ini
Jadi apa arti semua ini?
Ibu, ii ingin berbakti tapi ii juga punya hati.
entahlah ini cuma catatan hari ini...
Heiii dunia, Im free..
aku bisa menantangmu sekarang. aku sendiri , besarnya ujimu sekarang tak ii hiraukan lagi... heeiii dunia Im free

Minggu, 22 Juli 2012

Hari 8 di Lokasi KKN, Belajar masak

Sejak semalem memang sudah diniatin ii tidur cepet soalnya paginya ii dapet jatah piket 2 sekaligus. Piket masak dan bebersih. Yampuuun, ini hari yang ii nanti tapi hari yang paling ii gak mau. Ii gak bisa masak, kalo sekedar bebersih aja mungkin ii bisa.
Dari selesai subuh bahkan belum shalat subuh sudah sibuk dengan pekerjaan ibu-ibu. Nyapu, ngepel, nyuci katel dan sebagainya. Dampi di Subuh hari itu dinginnya super duper tak ada yang menandingi. Dan agenda pertama masak nasi goreng, ini spesalis ii J. Se tidak bisa-bisanya ii masak, kalo sekadar masak nasi goreng aja mah ii ahlinya tiap malem atau sarapan pagi juga ii suka bikin nasi goreng buat sarapan keluarga. Tapi masak nasi goreng pagi ini berbeda. Ini sebuah tantangan tentang rasa. Selera makan orang di rumah kontrakan ini semua berbeda, inilah tantangannya, bagaimana kita bisa menyamakan selera rasa tiap penghuni yang berbeda. Didalam diam ketika memasak, ii berfikir. Ternyata memasak bukan sebuah keahlian yang berangkat dari keturunan. Tapi memasak merupakan sebuah seni yang setiap orang pasti memlikinya dan mampu untuk mengimprove mengikuti jiwa seninya itu. Ii tegasin, II GAK SUKA CEWEK BERMUKA DUA, DASAR RUBAH KAMPUNG!!! , hahaa apa maksudnya coba? Renungin aja sendiri.
Tragedi galau masak nasi goreng berahir. Dan berlanjut meluncur ke  kantor Desa, penutupan acara pekan gotong royong oleh bupati. Ngantuknya benar-benar kelas DEWA, sempet tiduuuuur.
Pulang ke rumah, acara kembali berkutat di dapur. Kali ini temanya masak sayur lodeh. Whatt??? Apa ini? Hehee, dengan senang hati Uly bantuin plus jadi tutor masak ii. Makasih Ulyyyy :*
Sampai detik ini ii belum ngerasain tu sayur lodeh seperti apa rasanya. Tiap mau makan ada aja acaranya.
Selesai masak, acara berlanjut ke nyetrika baju, beberes baju dikamar, dan nyuci. Nyuci juga belum beres, pekerjaan selanjutnya menanti. Nyebarin undangan. Sedikit sakit hati entah kenapa, tapi sakit hati itu berlanjut hingga malam ini.
Dibalik peristiwa akan ada hikmah. Hikmah yang ii dapt, bisa jalan-jalan keliling Dampit—legok panglay. Subhanallah, pemandangan disini lebih indah dari yaang ii liat selama tinggal disini. Ii bisa melihat perumahan di kaki-kaki bukit. Ii juga bisa liat sawah berjajar dibawah. Pola kehidupan yang berkerumun, dan rumah-rumah sederhana nan indah yang sarat kehangatan kekeluargaan. Sebagian rumah itu terbuat dari bilik, sebagian juga masih berupa rumah panggung. Bersih, wangi pedesaan tercium lekat. Rasa capek jalan mendaki gunung dan turun lembah tidak terasa #bohong :D
Kegiatan berlanjut di rumah, anak-anak tepat setelah ashar sudah stay di rumah kontrakan pengen main. Sedari pagi, siang, sore anak-anak itu gada bosannya menunggu kita bisa menerima ajakan mereka bermain bersama. Argggh, anak-anak lucu ituuu...
Sampai detik ini, rasa kesal masih ada dihati. Capek hari ini tak terkira.
Allah, mudahkan hambaMu ini gustiii...
Hikmah hari ini, bisa jalan-jalan keliling kampung legok panglay, bisa masak sayur lodeh, sama bisa main kerumah Pak Aep yang rumahnya super asriiii :D
Selamat tidur...

Hari ke 7 KKN, 1 minggu tinggal di dampit.

Perlahan sudah mulai kerasan tinggal disini, mengikuti alur kehidupan dilingkungan baru. Terkadang ii diam, memikirkan apa yang telah ii lakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya. Mengapa ii menjadi enemy public? Kalau kita pribadi menilai, jawaban yang ada tak bukan ‘aku tak memiliki salah apapun’. Intinya, hingga detik ini ii belum menemukan jawaban itu.
Didalam bermasyarakat, tak ada yang lebih baik atau lebih pintar. Tak ada yang lebih kaya atau lebih dermawan. Semuanya kita sama. Dihadapan Tuhan, dihadapan manusia pun kita sama. Kita makhluk pembelajar, yang didalam hidup kita tak akan pernah ada hentinya kita belajar. Bukan hanya belajar di meja sekolah, tapi di sekolah yang sesungguhnya, sekolah kehidupan yang senantiasa mengajarkan ilmu tak terkira dengan kurikulum yang nyata.
Kembali ke Desa Dampit. Hari ini dan kemaren, sebuah titik baru dalam kehidupan ii di Dampi di mulai. Kita semua disibukan dengan urusan yang telah diamanhkan masing-masing. Bersosialisasi dengan warga-warga yang berbeda hingga sorenya mengajar ngaji anak-anak di TPA terdekat. Melihat wajah-wajah imut mereka seakan kehidupan ketika di TPA dulu hadir kembali. Mereka bebas, tak ada beban yang menggelayuti mereka, pancaran ketulusan dan keikhlasan sangat jelas terbaca dimata mereka.
Allah, wajahku hari ini terlalu munafik. Aku kembali ke saat dulu ketika ii masih seperti mereka. Sekarang guru-guru ngaji ii sudah memiliki hidup masing-masing. Ucapan mereka dulu, seakan benar-benar terbukti hari ini. Ya Allah, ii rindu guru-guru ii dan kampung masa kecil ii.. L
Sesekali, kami ikut pengjian ibu-ibu. Banyak hikmah yang ii dapat di desa ini. Refleksi kehidupan masalalu seakan kembali hadir, mengingatkan ii bahwa kehidupan ini pada hakikatnya adalah roda. Terkadang kita menjadi malaikat, tapi tak jarang pula kita adalah sosok setan yang nyata. Mereka dengan ikhlas, mengkaji Al Quran beserta dengan makna-maknanya. Dalam bahasa sunda tentunya, ii roaming kelas dewa. Jangankan ii, dewi ma Uly aja yang leket dengan sundanya mereka gak ngerti. Bismillah, niatkan megaji. Ii berfikir, Ya Allah apakah suatu saat nanti ii bisa merasakan yang seperti mereka rasakan pada saat itu? Dalam usia lanjut dengan balutan busana muslim nan sederhana dan kacamata plus masih memiliki semangat luar biasa mengkaji ilmu? Ya Allah, bantu ii buat bisa betah tinggal disini. Ii ingin merasakan kehidupan normal yang dulu pernah ii alami pula. Ii ingin kehidupan ruhani ii lebih terisi lagi. Disini, ii dapatkan itu. Sesuatu yang tak ii dapatkan dirumah. Kemandirian, kebersamaan dan semuanya yang tak pernah ii dapatkan dirumah, karena seakan ii hidup sendiri di dunia ini.
Dan hari ini(hari ke 7), mereka (anak2 kecil disekitar rumah) dari pagi sudah berdatangan dirumah. “kakak, aku ingin menggambar. Aku ingin menulis. Aku ingin belajar menghitung. Aku ingin main bola..” semua keinginan dan kemauan seakan tertumpah di posko kami. Dalam sekejap, rumah yang sedari pagi telah disibukan dengan surat-surat dan desain spanduk berubah menjadi taman kanak-kanak nan ceria. Tak ada jeda buat kami istirahat. Ba’da dzuhur kehidupan kami dirumah terasa damai tanpa celoteh2 anak kecil.. tapi belum lama kita beranjak dari tempat shalat ashar masing-masing, sudah terdengar kembali suara-suara imut menyapa kita. Teteh kita main yuuk??? Argh! Kita ragu menerima kedatangan mereka. Sebelumnya kita merindukan anak-anak kecil menyapa kita,tapi hari ini kita dibuat kewalahan oleh mereka. Hahaa...
Dunia anak-anak memang tak ada duanya. Keikhlasan yang terpancar dari mereka tak bisa disembunyikan dari tingkah mereka yang lugu.. itulah dunia anak...

catatan hari ke 5 tinggal di Dampit

Ini hari ke 5 tinggal di lokasi KKN. Malam sebelumnya sebelumnya sempet pulang ke rumah, dan tidur di rumah. Malam pertama setelah pulang dari rumah alias malam ke 5, ii dikenalin sama permainan lama yang baru buat ii, kartu UNO. Hahahaa
Sering ngeliat kartunya tapi seumur idup belum pernah main, nah kali ini baru pernah seumur-umur main diajarin sama temen2, uli yang jadi tutor ii. Hhe.
Tak begitu spesial di hari ke 5, tapi setidaknya kondisi hati ii sudah lebih sedikit tertata. Ii sudah sedikit bernafas dengan tarikan nafas yang teratur, secara perlahan pula ii mulai menemukan ritme hidup ii.
Yeah, ini aku,
Ini saya
Dan ini loh gue,
Ini bukan sombong, saya hanya ingin menghibur diri sendiri biar ga stres.
Ahhh apa sih ii, mulai nge gejeyyy deh...
Mulai memasuki hari ke 6, schedule sudah padat. Sedikit padat. Tiap orang telah memiliki tanggung jawab masing-masing.
Terasa berat bagi ii buat ngelurusin niat disini. Kepentingan-kepentingan duniawi sudah sedikit menggelayuti otak. 
Karena ii masih muda, hah? Apa lagih ini?
Intinya KKN itu, bagaimana kita bisa bertahan buat tidak mengatakan kata UNO. Hahaa jelas aja kerjaan kita disni kalau lagi senggang waktu pasti maen UNO, bahkan malam ini rapat format breafing kita juga lain daripada yang lain. Kita sambil main UNO dong. Dengan formasi lengkap 10 orang, 1,5 jam baru selesai putaran pertama.
Ternyata ini yang dikatakan bapak, mahasiswa KKN...

Sabtu, 07 Juli 2012

hari tanpa kalian

Ini hari kedua ii KKN. Entah dari sesi dan segi mana dulu ii mau critain tentang KKN. Oya, KKN itu Kuliah Kerja Nyata bukan Korupsi Kolusi Nepotisme.
Sebelum hari H pemberangkatan KKN (Kemaren), kita udah pernah ketemuan sebelumnya mungkin ada 5 kalian lah. Ii kenalin temen-temen ii yah. Kita ada 10 orang, 7 cewek cantik dan 3 cowok ganteng. Dewi—Pendidikan Fisika, Fitri—Pendidikn Bahasa Jepang, Hanifah—Pendidikan Sejarah, Imas—PJKR , Nanda—Pendidikan Akuntansi, dan Yuli—Pendidikan Bahasa Indonesia. Cowoknya ada Azhary—Teknik Arsitek,Fahmi—PKO, dan Hary—Sastra dan Bahasa Indonesia.
Kesemua dari mereka unik dan memiliki krakter yang khas masing-masingnya. Imas, cewek tapi maskulin, Nanda suaranya yang khas mrip si Ambu penyiar Dahlia FM, ahhh masih banyak pokonya yang gak bisa ii sebutn satu-satu disinih.
Awal sebelum pemberangkatan KKN, ii galau banget ninggalin rumah.entah kenapa, berat menjadi bagian dari mereka. Ii hanya ingin menjadi ii yang saat ini bersama keempat kawan-kawanku, tak ingin yang lain. Ii udah nyaman dengan hidup ii yang seperi ini. tapi bukan ini jga sumber kegalauan ii yang sebenarnya. Melainkan ii takut dengan sesuatu yang belum ii jalani. Ii gak bisa masak, ii pemalas, dan terahir ii gak bisa ngomong pake bahasa sunda. Hahaa konyol banget gak sih hidup ii tercinta ini???
Pas pelepasan di depan Gymnasium, ii ungkapin semua bahasa yang gak pernah bisa ii ungkapkan selama ini ke mereka. Yah, terdengar sedikit lebay membiru tapi jujur ii takut jauh dari kalian yang selama 3 tahun ini tak pernah absen dri hidup dan mimpi ii..
Konyol banget dongg, pagi-pagi udah tangis-tangisan. Awalnya sama Ami, trus dilanjutin sama Syifa & Alya di tengah laangan gymnas L
Awalnya, ii ngeliat Ami sedikit sakit. Dia sudah fun dengan teman-temannya tak ada keraguan lagi dengan dia buat hidup dengan kawan-kawan barunya.astaghfirullah, ii sedikit picik, bahkan tdak sedikit kata picik itu menggelayuti hati sama hidup ii detik itu. Ami memang bisa bersosialisasi dengan baik, hidupnya memang lempeng dan fleksibel.
Sekarang tiggal tersisa ii dengan syifa yang belum tentu nasib KKN nya. Yang bikin hati ii tambah sakit itu selain mau pisahan tapi ngelihat muka syifa yang berubah jauh. 2 minggu gak berjumpa dengannya, mengubah sedikit rona wajahnya. Muka syifa sekarang seperti orang yang berpenyakit menahun. Wajahnya tanpa aura, pucat dan syfaaaaa apa kabar dengan kita 40 hari mendatang. Ii sedih....
Eeh ada sms dari Ami. Dia tak betah hidup di tempat KKN nya. Apa yang terjadi???
Ii mau makan dulu J