Heii
boy, masih ingat dengan hari ini? Yup, dengan tanggal yang sama 4 tahun yang
lalu kita pertama ketemu. Tepatnya waktu saya duduk dibangku kelas 2 Aliyah
dulu.
Biasa
aja tak berkesan apapun bagi saya awal pertemuan itu.
Pada
malam lebaran, ada sms masuk ngucapin selamat hari raya. Tapi no itu asing Cuma
ada inisial aja 3 huruf di belakangnya. Setelah aku tau itu no.mu, dari sinilah
pertemanan kita dimulai.
Secara
geografis kita terpisah sangat sangat jauh, aku disini kau di ujung timur sana
di kota pelajar. Tapi itu bukan masalah.
Aku
pelajar, dan kau mahasiswa itu satatus kita dulu. Kau baik banget boy,
perhatian juga. Pembawaanmu yang kalem dan adem jadi ngimbangin wataku yang
serba grasa-grusu. Kau selalu menawarkan bantuan, disaat saya kesulitan, kau
bantu aku menguraikannya boy, ketika aku down kau pompa semangatku sampai mengembang.
Sungguh baik banget kau.
Seiring
jalannya waktu, komunikasi kita makin intens aja. Judulnya karena sebuah
projek, hah apa?? Projek?? Klasik banget sih…
Tapi
dari projek itu membawa berbagai dampak langsung padaku. Hidupku penuh energy
positif dan lebih berwarana. Entah musibah atau kau menjadi bedebah bagiku
boyy.
Seneng
banget lah dulu, ada yang hoby bantuin aku. Setelah si edo, aku gak pernah punya
sobat cowo ( sobat, bukan pacar!!!)
Dan
kau boy, datang disaat yang tepat dengan membawakan segalon madu. Beuh, tawon
mana coba yang gak ngiler.
Karena
kamu juga hidupku sedikit “Rabbani”, karena kamu juga aku bisa dapet tiket
beasiswa di kampus tertua di negeri kita. Karena aku pengen deket ma kamu boy,
dan berharap kita bisa melanjutkan jalinan yang tak pasti itu. Astaghfirullah, ii istighfar nonn..
Semua
rencana sudah di persiapkan tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan aku resmi
menjadi seorang mahasiswi. Meski kampus kita beda, tapi deketan.
Tapi
seketika badai topan menerjang ketika suatu siang di teras rumahku kau bilang
mau melanjutkan study di Madinah karena dapet beasiswa juga..
APPPPPAAAA????
#jadi, ayamku?? Hahahaa
Semua
pondasi gedung seakan runtuh. Udah gak selera lagi kuliah dikampus itu. Karena
patah asa, ahirnya yaudah ngapain juga jauh-jauh ngambil kuliah disana jauh
dari orang tua dan gada kamu mending kuliah di Bandung aja meskipun dapet
jurusan yang ga diminati banget.
“kamu yakin, pengen ngambil jurusan
itu”
“kenapa tidak, kita gakan pernah tau
kalau gak pernah nyoba” simple kan jawabanku. Padahal dalam
ati, “aku pengen ngehindar dari kamu”
Kok
ngehindar?
Ya
iyya lah. Dalam otaku, ketika disebutkan nama kota itu pasti bayangan yang
datang pasti mukamu. Jadi daripada aku sakit hidup disana mending dilupakan saja.
Dasar pecundangg!!!
OK.
Aku bisa lupain kamu…
1
tahun lebih jadi mahasiswa, aku bisa yakin bener-bener lupain kamu. Hingga
ujug2 kamu nge add FB aku. Maaf ya boy, friendster aku gak bisa kebuka gatau
kenapa.
Setelah
confirm kamu, aku jadi tau kamu gak jadi ke Madinah dan kita jadi deket lagi.
Asal kau tau boyy, gara-gara kamu aku jadi hamper gila disini. Dari jaman
aliyah dulu, aku sangat kagum dan menggilai pemikiranmu yang idealis itu. Itu
yang bikin aku klepek2 ke kamu. Dan disini aku nemu 1 temen yang mirip kamu
banget cara berfikirnya. Ampuuun mameeen, gak bisa bedaian dia ma kamu boy.
Jadi galau disini. Tapi langsung bisa segera buka mata sih, kalau dia BUKAN kamu. Jadi ya aku tetep milih
kamu.
Lamaaa,
kita jalan adem ayem kayak gini. Bukan pacaran, bukan juga ta’arufan, kalau
temen mmm lebih care dari seorang temen, kalau sahabat lebih dalem dari
sahabat, jadi apa? Kita juga gak tau. Tapi kita nyaman seperti ini.
Hingga
datang suatu masa. Kau ubah statusmu di FB. Yampuuun, aku kecewa boy. Aku tau
dan aku sadar diri posisiku. Tapi harusnya kau juga sadar diri boyy, ngakunya
kau santri dan calon kiyai#gada hubungan samasekali. Seharusnya kau peka dengan
kondisi sekitar, dan seharusnya kau nyadar juga kalau AKU CINTA KAMU, eh ups ralat maksudnya AKU SUKA KAMU.
Aku
gak akan berani menyukaimu kalau sedari dulu kau tidak memberiku sinyal-sinyal
itu. Dan asal kau tau boy, aku kecewa
boyy
dimanapun kau saat ini dan seperti apapun kau sekarang selamat ya dengan
hidupmu yang baru. Aku juga sekarang udah enjoy dengan hidupku yang baru,
bahagia melihat senyum anak anak. Asal kau tau, aku tak menyesal memilih
jurusanku saat ini. Bahkan ini jalan hidayah.
Jadi,
statusmu dalam hidupku BEDEBAH aja
kali yaaaa..
Hehehee
piiis boy, kita tetep sobatan kok. Hahahahahaa
#gini
ini nih susah kalau orientasi hidup kita bukan karena Allah, mudah galau.
hihihi