Rabu, 12 Oktober 2011

Hanya Seandainya...

Ini hanya bicara seandainya. Yup, mengandai-andai itu mudah dan indah lagipula saya juga sangat suka mengandai-andai.
Yang pertama, seandainya jika kelak umur saya sudah sampai pada batasnya dan Allah menghendaki ruhku bertemu kepada sang penciptanya saya ingin orang-orang terdekatku, orang – orang yang menyayangiku pula masih mengenangku didalam hidupnya, entah itu aibku maupun kebaikanku jika ada. Mulai dari detik ini, kesibukan utamaku adalah mempersiapkan bekal untuk hidup abadiku. Saya sadar sepenuhnya hidupku sudah tak lama lagi, hanya tinggal menghitung waktu saja, entah satu tahun lagi, limatahun lagi, sebulan lagi, minggu depan, esok bahkan detik ini sekalipun. Tapi jujur jika harus bulan ini, saya belum siap Ya Allah, diriku masih terlalu kotor, dosaku masih menggunung dan sejarah hidupku masih terlalu kelam untuk orang kenang.
Hidup tanpa menyusahkan orang sungguhlah nikmat. Ada kepuasan tersendiri yang dimiliki. Tapi ya itu, susah banget buat ngejalaninnya.
Kembali kepada berandai-andai. Seandainya aku meninggal kelak, aku ingin kembali menghadap Allah dalam keadaan bersih, bersih lahirku dan bersih batinku pula.
Seandainya aku meninggal kelak, aku juga ingin dalam keadaan tersenyum. Menghadap Allah dalam keadaan tersenyum itu bagi ii manis sekali, kaya alm. Bapak (padhe) ii. Se legam apapun wajah seseorang, jika dia meninggal dalam keadaan tersenyum cahaya bulan purnama pun akan kalah, itu yang ii liat. Bagaimanapun cara dan rupa seorang hamba meninggal ya tergantung pada amalan di dunia dulu.
Jika ii meninggal, ii pengen seperti para dokter-dokter yang berhati mulia. Mendonorkan sebagian tubuh untuk dimanfaatkan pada jalan kebaikan. Dalam hal ini ii pengen seperti orang Srilanka yang dalam tradisi mereka jika meninggal dunia mereka akan mendonorkan matanya. Ii juga pengen hal demikian. Ii pengen mendonorkan mata ii buat seseorang yang semangat hidupnya begitu tinggi, wawasannya tidak sesempit daun kelor meskipun dia tidak melihat dunia, yang di dalam otaknya ingin selalu membahagiakan orang disekitarnya meskipun dengan sudah menerima donor mata dari ii dia harus memakai kacamata minus juga. Ii pengen seandainya meninggal kelak, ada bagian dari ii yang masih bisa dimanfaatkan oleh orang lain, walaupun ii sudah mati tapi mata ii masih dapat melihat. Sungguh bangganya ii jika mata ii masih dapat digunakan untuk mengaji padahal jasad ii sudah terkubur jauh didasar tanah sana.
Ii juga pengen banget membahagiakanorang-orang yang begitu menyayangi ii, nenek, bedhe dan mamah juga. Orang-orang yang selalu menangis jika melihat ii sakit, orang-orang yang selalu menengadahkan tangannya setiap malam untuk mendoakan ii.
Khayalan tingkat tinggi banget bukan seorang ii ingin seperti itu.
Singkat cerita, ii pengen orang-orang akan berkata didepan mayat ii ataupun ketika ada bendera kuning didepan rumah ii “ senakal-nakalnya ii, dia sangat berbakti pada keduaorangtua. Sangat baik kepada tetangga, ramah kepada orang dan tidak pernah menyusahkan orang sekitar”.
Hanya itu cita-cita ii saat ini. Untuk mengharapkan sebuah surga bagi tempat terahirku, sangatlah susah untuk hamba sehina diriku tapi setidaknya ii juga makhluk ciptaan Allah yang dikarunia segalanya termasuk kesempatan untuk bertaubat, jadi tidak salahnya toh untuk berusaha mencium aroma surge dari sekarang, hehehehe.
# Mohon bantuannya sob…^^