Pernahkah
sekali saja kau mendengar ayahmu mengeluh sakit di dadanya?
Aku rasa
tidak
Pernahkan
kau mendengar pria itu mengucap kata lelah dari mulutnya?
Aku rasa
itu tidak mungkin
Ayah akan
lebih memilih duduk dirimbunnya pepohonan senja dari pada menunjuka rasa
sakitnya
Ayah akan
mengalihkan lelahnya itu dengan bermain dan tertawa denganmu
Mendengarkan
kesahmu, melipat semua gundahmu dan menghadiahkan keceriaan
Sekalipun!
Tak ingin melihat tawamu hari ini terulang esok
Ayah hanya
mengajarkan putra-putrinya tersenyum dengan ketegaran,
Ayah meniupkan
kasihnya pada kita melalui ketegasan,
Berbeda dengan
ibu yang setiap malam membelai kita dengan kehalusan, ayah hanya mampu
mengajarimu dan tersenyum dari balik pintu
Sekalipun!
Tak ingin melihat tawamu hari ini terulang esok
Karena seorang
ayah hanya akan bangka mengulas senyumnya ketika anaknya tersenyum dimuka
Yakinlah seorang
ayah tidak akan pernah memujimu hingga mencium keningmu kecuali ibumu
Bahagiamu
adalah indah baginya
Sekalipun!
Tak ingin melihat tawamu hari ini terulang esok
Karena seorang
ayah hanya mau melihat senyum putra-putrinya yang baru, bukan senyum seperti
senja kemarin
Saat kau
menangis, bukan ayahmu tak ingin menyeka air matamu
Melainkan
seorang ayah tak tega tangan kasarnya menyentuh wajah lembutmu, hanya ibu yang
mampu menyapu kesedihanmu itu
Kau tau,
jika kau menitikkan airmata maka ayahmu rela bersimbah agar matamu tak basah
Bertahun kau
membuatku tertawa, mengukirkan ceria bersama senja, menyapu sedihku dan
menggantinya dengan tawa
Sedetikpun
kau tak izinkan aku melalukan hal serupa padamu,
Hingga hari
ini hanya satu yang tak ingin kulupa selamanya, kau pernah tersenyum tulus
padaku
Sungguh!!
Ayah aku rindu kau ajarkan mengeja huruf Alif Ba Ta di ujung senja