Jumat, 22 Agustus 2014

(bold-unbold) Duhai Semangat Dimanakah Kau Bersembunyi?



Bukan tentang seberapa banyak kau di bayar untuk mengajar, melainkan seberapa besar pengorbananmu untuk belajar. Karena menjadi seorang guru adalah bukan persoalan perniagaan tapi keikhlasan.

Sejak awal hatiku bertakdir untuk sekalipun tidak akan pernah bermimpi menjadi seorang pengajar cukup menjadi pelajar. Dari segi manapun sungguh saya tidak berbohong! Tidak ada satu jengkalpun dari saya yang patut untuk diteladani. Karena sejatinya menjadi pengajar adalah mereka yang sempurna pribadinya agar bisa mengajar orang lain.

Alloh mungkin berkehendak lain. Setiap perjuangan yang saya upayakan Alloh muarakan semua itu pada satu jurusan, diamana saya dituntut untuk belajar. Mengutamakan kesabaran serta keikhlasan.

Rupanya Alloh menghendaki saya untuk menjadi pribadi lebih baik. Yang senantiasa memperbaiki diri dan mampu menggandeng orang lain. Alloh menghendaki saya menjadi pribadi sosial, yang karenanya aku adalah milik ‘mereka’ bukan hanya milik mamah dan bapa.

Satu lagi yang perlu di garis tebalkan, Alloh sedang berbisik padaku agar senantiasa mengedepankan totalitas di dalam belajar untuk mengejar kesempurnaan, keras terhadap diri. Guru Aliyahku berkata “jika kesempurnaan akhirat yang kita tuju, maka dunia akan mengikuti. Lantas jika kita berkeras pada diri maka dunia akan lunak kepadamu”-Bunda

Itu bukan hal mudah bagi saya yang pemalas. Sekali lagi, mungkin Alloh sedang menyuruhku untuk berkemas dan menjadi pribadi tangkas.
Alloh.. rasanya saya ingin menyerah sebelum berperang.

Semangatku hari ini sedang pada kurva terbawah. Untuk mencapai sebuah neraca yang equilibrium dirasa sangat sulit hari ini. Semangat yang dulu pernah berkobar rasanya mulai padam perlahan oleh musim.

Alloh... bingung rasanya harus darimana ii mulai lagi mencari semangat abadi yang dulu. Keinginan untuk menjadi lebih baik itu ada tapi rasa takut sepertinya lebih besar di depan mata.

Semoga idealisme yang pernah ada segera kembali seperti sediakala... (Aamiin Allohumma aamiin)


Bandung, 22 Agustus 2014