Selasa, 04 Februari 2014

membungkus rindu

Demi nama Sang Penguasa, yang cintaNya beterbangan di jagad raya
Sungguh jika sebuah rindu dapat dibungkuskan, maka malam ini aku rela terjaga sepanjang malam untuk mengepak rindu itu dan mengirimkannya esok pagi kepadamu.
Seandainya rindu itu dapat dihitung, mungkin malam ini tidak akan cukup menemani sampai rinduku padamu terhitung hingga butir terahir.
Seandainya rindu itu dapat dapat aku layangkan, sungguh malam ini pula aku tak ingin terpejam satu detikpun tanpa merajut benang menyambungkan rindu ini padamu.
Masih tentang seandainya rindu, seandainya rindu  itu  nyata niscaya semua orang akan iba memandangku dan enggan menyapa
Tapi rindu itu tidak ada,
Rindu itu hanya ada nama untuk nama,
semua cinta dan kasih melebur bersama cahaya hingga tak dapat aku bungkuskan, tidak tersisa untuk dilayangkan dan hanyut digenggaman tak terhitungkan
Rindu itu hanya mampu aku telan tanpa merasakan manisnya, tidak melihat warnanya,
telah mengeras di dalam diri adanya.
Rinduku padamu sungguh beku, membuat sembilu pada setiap senyumku
Selalu sayu, seakan-akan cahayamu itu tak pernah ada.
Rinduku padamu adalah waktu, lantas jarak yang akan memecah beku.
Karena rinduku itu adalah kamu, para wanita agung kesayanganku. Titisan bidadari berhati dewi
Kau itu para ibuku, apapun itu kau adalah ibuku. hanya kau ibuku, yang telah menyambungkan nyawa dari Tuhanku. Ibu dari ibuku
Kepada ibu dan ibu dari ibuku. Cahayamu itu nyata,cintamu itu ada lantas kasihmu melekat dalam edaran darah kami menjadikan aku hari ini. Manusia yang masih gamang menapakan kaki di altar kehidupan nyata.
Seluas jagad kasih dan sedalam samudera cinta demi nama Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang, seluruh rindu dan doaku adalah milikmu.
Semoga esok malam rinduku dapat menyelimuti tidurmu melalui doaku
Selamat malam Ibu… :*