… seakan sedihku tak bersebab,
Diamku tak berpuncak, dan airmataku tak berujung
hingga harus ku tapaki liku kehidupan sendiri
Berkata dalam diam, dan melihat dalm kelam…
ku coba pejamkan mata ini rapat-rapat berharap tak melihatmu,
ku coba tutup telinga ini berharap tak mendengarmu berkata,
tetapi hati ini selalu melihatmu,
mendengarmu dan merasakan denyut nadi perjuanganmu..
meski hujan menghapus debu yang kita ukir diatas batu,
walau nada terhalang oleh baja,
yakinlah sodaraku, perjuangan kita abadi oleh waktu
kawan, ingatkah ketika dahulu kau berkata “ hidup mulia, atau mati syahid di jalanNya “?
Sejak saat itu ku ikrarkan janji dalam hati, kau adalah sahabat dan keluargaku menuju hidup mulia…
Hidup mulia dalam kasih dan rahmatNya…
Saudaraku, tahukah engkau namamu selalu kusimpan dalam folder hidupku
Wajahmu menghiasi hari-hari ku, bersiap esok kembali bersama berjuang menghabiskan nafasku bersamamu
Hingga detik ini, aku masih menyimpan namamu,
Berharap kau menghampiriku kembali kibarkan panji perjuanagan kita dulu
Aku disini, kau disana,
Hanya jarak yang berkata
Namun ikatan semangatmu itu masih menyatu bersama raga ku
