Sabtu
malam, lupa lagi tanggal berapa. Cuaca di
luar oks bangetttt, jingganya ga nangung alias total banget, dirumah Cuma ada
ii sama Ari adek ii. Mamah sama Bapa masih di rumah Ciheulang karena waktu itu
libur panjang, ii juga baru pulang dari Cicalengka main sama temen-temen KKN.
Adek baru selesai mandi dan ii baru selesai maghrib, dari luar ada yang
ngucapin salam. Kita berdua langsung ngahuleung diam, ga ada yang berani jawab
salam. Harap maklum, kita sama2 penakut. Ahirnya nunggu Ari pake baju baru kita
bareng-bareng keluar buka pintu.
“haiiiiiii… ini neng ii yah. bapa
ada?”. Sksd banget lah, ii juga ga tau siapa dia, mmm mungkin aja
dia tamu bapa dan udah pernah kenal ii tapi ii lupa.
“ohh, bapa masih di Ciheulang”. berharap
banget dia ga jadi masuk, ngeri ngeliatnya. Kumisnya tebel banget.
“tadi udah janjian kok, bilang aja
ada om Asep Cileunyi”. Weeww, Om? geli banget lah dengernya
kalau
dilihat dari tampangnya, beliau seumuran lah sama Bapa ii. Kalau beda pun ga
jauh 1 atau 2 tahun lebih muda atau lebih tua dari bapa ii. beliau berdua
dengan seorang cewe, Cantik, modis, rambutnya keliatan rajin perawatan lembut
banget sepertinya, tidak gemuk tidak juga gendut apalagi gembrot mungkin lebih
tepatnya berisi, mukanya mulus banget, ga menor tapi elegan. Ahh intinya
sempurna deh, dan ga enaknya nanti pas
mamah sama bapa pulang pasti ngebanding-bandingin ii sama dia. Sial!!! kenapa
sih harus datang sama anaknya..
Ga lama,
mamah sama bapa sampe yak arena mereka bener-bener udah janjian mungkin.
singkat
cerita mereka ngobrol bla.. bli.. blu..
What!!!
ternyata cewek itu pacarnya? tapi ga aneh juga sih. yang jadi heran, dia itu
udah punya 7 anak dari istri yang sebelumnya. 2 anak dari istri kedua dan 5
orang dari istri pertama, dan sekarang dia dateng kesini mau ngasih undangan
buat pernikahannya sama tante itu. nekat banget lah si om kumis. katanya, bliau
masih mau nambah istri lagi biar genap 4 seperti sunah Rasul, dia ngomong kaya
gitu di depan calon istri ketiganya itu. Sableng apa ya…?
Memang
sih dia itu kaya materi, jika dibandingin dengan keluarga ii belum ada
apa-apanya. Setiap istrinya tadi punya sebuah rumah mewah, dan anaknya juga
dibekali dengan mobil mewah pula buat kuliah. kata bliau, “ malu lah, kalau punya banyak
istri tapi kummel. di dalam hidup itu ada 2 pilihan pak, punya 1 istri tapi
cantiknya kaya miss dunia atau punya banyak istri yang sedeng tapi glamour. dan
saya memilih opsi ke dua”.
Gila banget
ga sih itu orang. Jadi kalau begitu ceritanya jangan bawa-bawa nama Rasul untuk
menghalalkan perbuatannya.
Kalau
kembali lagi ke beberapa jam sebelumnya, kita juga habis pada ngobrolin
pernikahan di rumah Udje. ii Cuma diam aja. Ya tau diri lah, belum punya
pengalaman pacaran jadi ya dengerin aja dan sesekali berpendapat sesuai
pendapat ii aja. Kata Ulil intinya begini, cowok
itu bebas memilih dan kita sebagai cewek ya trima saja asalkan kebutuhannya
tercukupi. Intinya cowok itu udah punya tabiat tidak puas dengan 1 cewek saja,
mungkin itu pengalaman pribadi ulil. Trus kata mpit, cowok ganteng itu Cuma ada 2 macem kalo dia ga homo berati ya dia
brengsek, mungkin itu pengalaman mpit juga. Dan, yang sedang bertamu ke
rumah ii itu, cowok jelek yang brengsek, hahhaaa
Emang sih
itu hak mereka para pria untuk memilih, hidup bahagia dengan 1 wanita atau
lebih. Tapi jangan bawa-bawa rasul deh buat jadi tamengnya, bawaannya jadi
pengen nonjok. apa gak di pikirin ya nantinya mau bagaimana? Bagaimana perasaan
istri pertama atau sebelumnya? Memang materi itu segalanya, tapi keadilan juga
penting. kalau ii rasa, seadil-adilnya pria kepada banyak wanitanya ada salah
satu yang terdzolimi. dan setau ii pula, nanti diakhirat seorang pria hanya akan
dipertemukan kepada istri pertamanya saja. Sebanyak apapun seorang pria memiliki
wanita di dunia, ia hanya akan disatukan lagi dengan istri pertamanya, Jadi,
kemana istri kedua, ketiga dan seterusnya? wahai pria, apa kau tidak merasa iba
dengan itu? Apa kau rela jika hal tersebut menimpa anak perempuanmu? karena
secara tidak langsung kau sedang menanam karma..
oya,
bagaimana tentang pertanggung jawabannya nanti di akhirat?
Obrolan
singkat di rumah Bu Yuni.
Lupa juga hari tepatnya, sepulang PLP
ii mampir ke rumah Bu Yuni buat sekedar ngerjain tugas. Jumat depan ii diajakin
nengokin bayi dari temannya Bu Yuni, yang ii kenal juga tapi tidak dekat. di
luaran, kasus itu jadi bahan bibir. beritanya simpang siur, tapi berita yang
santer terdengar bayi itu dari hasil hubungan di luar pernikahan. Sebenernya ii
ga berminat buat tahu lebih jauh, tapi banyak orang disekitar ii
membicarakannya. Yang tidak berkepentingan pun ikut bersuara, rasanya panas
ingin menyumpal mulut orang itu dengan potongan kain yang dibasahi bensin biar
sekalian saja mulutnya meledak. Yang tidak mengenal pun menjadi sok kenal, apa
untungnya sih coba? ga akan di wawancarai kok di infotainment, biar lah itu
jadi urusan dapur mereka dengan Sang Maha Pencipta. Kita yang tidak tahu
kebenarannya ga usah sok ikut mengadili, biar Sang Maha Adil saja yang
berbicara. Toh tak ada untung appun untuk kita bertindak sok suci seperti itu.
Kata Bu Yuni, “ aku suka gak kaharti sama
<maaf> orang yang pekerjaannya menjadi tukang beca misalnya, darimana dia
bisa menghidupi bnayak istri dan banyak anak? yakin deh, orang yang banyak
harta juga pasti ada saja kurangnya buat menhidupi istrinya yang banyak.
Seadil-adilnya orang pasti ada sajalah kurangnya”
iya sih,
dalam hal ini ii setuju sama bu Yuni. Manusia sekarang beda sama Rasul, niat
buat beristri banyak manusia sekarang dengan rasul sudah beda banget
tingkatannya. Tapi untuk masalah rizki, ada yang pernah menasihati ii. bahwa rizki setiap manusia itu sudah ada
sejak dia lahir, dia tidak akan pernah berkekurangan tinggal bagaimana saja dia
bisa menjemput rizkinya itu. Kita berbeda dengan ayam, kita di anugerahi banyak
akal dan fikiran untuk bisa memodifikasi cara menjemput rizki itu, bukan menunggu
rizki itu dating di pagi dan sore sepertihalnya ayam dan anak ayam
Berlanjut…
Jadi
bagaimana ceritanya dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan lantas dia ingin
seperti lagu Ahmad Dhani madu 2? Dia menjalankan sunah Rasul atau menuruti
gengsi beristri banyak? Dan kalau tidak salah <bererti bener> dahulu,
rasul itu beristri banyak karena bliau ingin beribadah. Bliau ingin menolong
janda yang memiliki banyak anak. Kalaupun bliau mempersunting Aisyah Ra yang
masih belia, itu agar Aisyah dapat belajar langsung dari Rasul (kaderisasi) dan
itu untuk kemaslahatan umat bukan untuk kebahagiaan Rasul semata. Rasul
menikahi Khadijah janda cantik yang kaya raya juga buka tanpa suatu alasan
melainkan untuk kelangsungan dakwah Islam.
Lantas
jika sekarang yang ada adalah orang berpoligami dengan menikahi Janda cantik
jelita ataupun gadis perawan, agar apa? Untuk menaikkan gengsi bukan? apalagi
perawan cantik primadona desa…
Ada yang
bilang, “… ya begitulah I,
kalau sudah nafsu mah jadi gelap. Lupa daratan, orang jadi tidak punya
orientasi hidup”
“lantas kalau belum siap kenapa
harus melakukan itu semua. apa tidak puas dengan yang sudah di miliki. Buat
dapet bayi itu susahnya bukan main. Masa iya, ada kehidupan lain di tubuhnya
sampai tidak merasa? apa itu mausia? mamah ii itu, untuk mendapatkan anak,
bliau harus membayar mahal dan menggadai nyawanya. sedangkan ini bayi yang ada
hanya ‘diservis’ seadanya. apa tidak takut dia menuntut haknya kelak di
ahirat?”
“sekali lagi I, orang kalau sudah
bernafsu dia akan gelap, kehilangan arah. Coba ii menjadi dia. ketika sudah
bernafsu itu pun akan terjadi”
“maaf, jangan samakan ii dengan
dia”
Entah lah, itu bukan urusan dapur ii.
Ii Cuma minta ke Allah, jika jodoh ii sudah dekat berikanlah yang terbaik
menurut Allah, pertemukanlah dengan cara yang baik, bimbing juga untuk bisa
lebih baik dan berpisah dengan cara yang baik… Tapi, terserah Allah saja deh,
hehee…