Selasa, 16 April 2013

Poligami. Life style Rasul, barometer gengsi atau sekedar pelampisan nafsu?




Sabtu malam, lupa lagi tanggal berapa. Cuaca di luar oks bangetttt, jingganya ga nangung alias total banget, dirumah Cuma ada ii sama Ari adek ii. Mamah sama Bapa masih di rumah Ciheulang karena waktu itu libur panjang, ii juga baru pulang dari Cicalengka main sama temen-temen KKN. Adek baru selesai mandi dan ii baru selesai maghrib, dari luar ada yang ngucapin salam. Kita berdua langsung ngahuleung diam, ga ada yang berani jawab salam. Harap maklum, kita sama2 penakut. Ahirnya nunggu Ari pake baju baru kita bareng-bareng keluar buka pintu.
“haiiiiiii… ini neng ii yah. bapa ada?”. Sksd banget lah, ii juga ga tau siapa dia, mmm mungkin aja dia tamu bapa dan udah pernah kenal ii tapi ii lupa.
“ohh, bapa masih di Ciheulang”. berharap banget dia ga jadi masuk, ngeri ngeliatnya. Kumisnya tebel banget.
“tadi udah janjian kok, bilang aja ada om Asep Cileunyi”. Weeww, Om? geli banget lah dengernya
kalau dilihat dari tampangnya, beliau seumuran lah sama Bapa ii. Kalau beda pun ga jauh 1 atau 2 tahun lebih muda atau lebih tua dari bapa ii. beliau berdua dengan seorang cewe, Cantik, modis, rambutnya keliatan rajin perawatan lembut banget sepertinya, tidak gemuk tidak juga gendut apalagi gembrot mungkin lebih tepatnya berisi, mukanya mulus banget, ga menor tapi elegan. Ahh intinya sempurna deh, dan  ga enaknya nanti pas mamah sama bapa pulang pasti ngebanding-bandingin ii sama dia. Sial!!! kenapa sih harus datang sama anaknya..
Ga lama, mamah sama bapa sampe yak arena mereka bener-bener udah janjian mungkin.
singkat cerita mereka ngobrol bla.. bli.. blu..
What!!! ternyata cewek itu pacarnya? tapi ga aneh juga sih. yang jadi heran, dia itu udah punya 7 anak dari istri yang sebelumnya. 2 anak dari istri kedua dan 5 orang dari istri pertama, dan sekarang dia dateng kesini mau ngasih undangan buat pernikahannya sama tante itu. nekat banget lah si om kumis. katanya, bliau masih mau nambah istri lagi biar genap 4 seperti sunah Rasul, dia ngomong kaya gitu di depan calon istri ketiganya itu. Sableng apa ya…?
Memang sih dia itu kaya materi, jika dibandingin dengan keluarga ii belum ada apa-apanya. Setiap istrinya tadi punya sebuah rumah mewah, dan anaknya juga dibekali dengan mobil mewah pula buat kuliah. kata bliau, “ malu lah, kalau punya banyak istri tapi kummel. di dalam hidup itu ada 2 pilihan pak, punya 1 istri tapi cantiknya kaya miss dunia atau punya banyak istri yang sedeng tapi glamour. dan saya memilih opsi ke dua”.
Gila banget ga sih itu orang. Jadi kalau begitu ceritanya jangan bawa-bawa nama Rasul untuk menghalalkan perbuatannya.
Kalau kembali lagi ke beberapa jam sebelumnya, kita juga habis pada ngobrolin pernikahan di rumah Udje. ii Cuma diam aja. Ya tau diri lah, belum punya pengalaman pacaran jadi ya dengerin aja dan sesekali berpendapat sesuai pendapat ii aja. Kata Ulil intinya begini, cowok itu bebas memilih dan kita sebagai cewek ya trima saja asalkan kebutuhannya tercukupi. Intinya cowok itu udah punya tabiat tidak puas dengan 1 cewek saja, mungkin itu pengalaman pribadi ulil. Trus kata mpit, cowok ganteng itu Cuma ada 2 macem kalo dia ga homo berati ya dia brengsek, mungkin itu pengalaman mpit juga. Dan, yang sedang bertamu ke rumah ii itu, cowok jelek yang brengsek, hahhaaa
Emang sih itu hak mereka para pria untuk memilih, hidup bahagia dengan 1 wanita atau lebih. Tapi jangan bawa-bawa rasul deh buat jadi tamengnya, bawaannya jadi pengen nonjok. apa gak di pikirin ya nantinya mau bagaimana? Bagaimana perasaan istri pertama atau sebelumnya? Memang materi itu segalanya, tapi keadilan juga penting. kalau ii rasa, seadil-adilnya pria kepada banyak wanitanya ada salah satu yang terdzolimi. dan setau ii pula, nanti diakhirat seorang pria hanya akan dipertemukan kepada istri pertamanya saja. Sebanyak apapun seorang pria memiliki wanita di dunia, ia hanya akan disatukan lagi dengan istri pertamanya, Jadi, kemana istri kedua, ketiga dan seterusnya? wahai pria, apa kau tidak merasa iba dengan itu? Apa kau rela jika hal tersebut menimpa anak perempuanmu? karena secara tidak langsung kau sedang menanam karma..
oya, bagaimana tentang pertanggung jawabannya nanti di akhirat?
Obrolan singkat di rumah Bu Yuni.
Lupa juga hari tepatnya, sepulang PLP ii mampir ke rumah Bu Yuni buat sekedar ngerjain tugas. Jumat depan ii diajakin nengokin bayi dari temannya Bu Yuni, yang ii kenal juga tapi tidak dekat. di luaran, kasus itu jadi bahan bibir. beritanya simpang siur, tapi berita yang santer terdengar bayi itu dari hasil hubungan di luar pernikahan. Sebenernya ii ga berminat buat tahu lebih jauh, tapi banyak orang disekitar ii membicarakannya. Yang tidak berkepentingan pun ikut bersuara, rasanya panas ingin menyumpal mulut orang itu dengan potongan kain yang dibasahi bensin biar sekalian saja mulutnya meledak. Yang tidak mengenal pun menjadi sok kenal, apa untungnya sih coba? ga akan di wawancarai kok di infotainment, biar lah itu jadi urusan dapur mereka dengan Sang Maha Pencipta. Kita yang tidak tahu kebenarannya ga usah sok ikut mengadili, biar Sang Maha Adil saja yang berbicara. Toh tak ada untung appun untuk kita bertindak sok suci seperti itu.
Kata Bu Yuni, “ aku suka gak kaharti sama <maaf> orang yang pekerjaannya menjadi tukang beca misalnya, darimana dia bisa menghidupi bnayak istri dan banyak anak? yakin deh, orang yang banyak harta juga pasti ada saja kurangnya buat menhidupi istrinya yang banyak. Seadil-adilnya orang pasti ada sajalah kurangnya”
iya sih, dalam hal ini ii setuju sama bu Yuni. Manusia sekarang beda sama Rasul, niat buat beristri banyak manusia sekarang dengan rasul sudah beda banget tingkatannya. Tapi untuk masalah rizki, ada yang pernah menasihati ii. bahwa rizki setiap manusia itu sudah ada sejak dia lahir, dia tidak akan pernah berkekurangan tinggal bagaimana saja dia bisa menjemput rizkinya itu. Kita berbeda dengan ayam, kita di anugerahi banyak akal dan fikiran untuk bisa memodifikasi cara menjemput rizki itu, bukan menunggu rizki itu dating di pagi dan sore sepertihalnya ayam dan anak ayam
Berlanjut…
Jadi bagaimana ceritanya dengan orang yang tidak memiliki pekerjaan lantas dia ingin seperti lagu Ahmad Dhani madu 2? Dia menjalankan sunah Rasul atau menuruti gengsi beristri banyak? Dan kalau tidak salah <bererti bener> dahulu, rasul itu beristri banyak karena bliau ingin beribadah. Bliau ingin menolong janda yang memiliki banyak anak. Kalaupun bliau mempersunting Aisyah Ra yang masih belia, itu agar Aisyah dapat belajar langsung dari Rasul (kaderisasi) dan itu untuk kemaslahatan umat bukan untuk kebahagiaan Rasul semata. Rasul menikahi Khadijah janda cantik yang kaya raya juga buka tanpa suatu alasan melainkan untuk kelangsungan dakwah Islam.
Lantas jika sekarang yang ada adalah orang berpoligami dengan menikahi Janda cantik jelita ataupun gadis perawan, agar apa? Untuk menaikkan gengsi bukan? apalagi perawan cantik primadona desa…
Ada yang bilang, “… ya begitulah I, kalau sudah nafsu mah jadi gelap. Lupa daratan, orang jadi tidak punya orientasi hidup”
“lantas kalau belum siap kenapa harus melakukan itu semua. apa tidak puas dengan yang sudah di miliki. Buat dapet bayi itu susahnya bukan main. Masa iya, ada kehidupan lain di tubuhnya sampai tidak merasa? apa itu mausia? mamah ii itu, untuk mendapatkan anak, bliau harus membayar mahal dan menggadai nyawanya. sedangkan ini bayi yang ada hanya ‘diservis’ seadanya. apa tidak takut dia menuntut haknya kelak di ahirat?”
“sekali lagi I, orang kalau sudah bernafsu dia akan gelap, kehilangan arah. Coba ii menjadi dia. ketika sudah bernafsu itu pun akan terjadi”
“maaf, jangan samakan ii dengan dia”
Entah lah, itu bukan urusan dapur ii. Ii Cuma minta ke Allah, jika jodoh ii sudah dekat berikanlah yang terbaik menurut Allah, pertemukanlah dengan cara yang baik, bimbing juga untuk bisa lebih baik dan berpisah dengan cara yang baik… Tapi, terserah Allah saja deh, hehee…