Minggu, 22 April 2012

kamuu, Boy

Heii boy, masih ingat dengan hari ini? Yup, dengan tanggal yang sama 4 tahun yang lalu kita pertama ketemu. Tepatnya waktu saya duduk dibangku kelas 2 Aliyah dulu.
Biasa aja tak berkesan apapun bagi saya awal pertemuan itu.
Pada malam lebaran, ada sms masuk ngucapin selamat hari raya. Tapi no itu asing Cuma ada inisial aja 3 huruf di belakangnya. Setelah aku tau itu no.mu, dari sinilah pertemanan kita dimulai.
Secara geografis kita terpisah sangat sangat jauh, aku disini kau di ujung timur sana di kota pelajar. Tapi itu bukan masalah.
Aku pelajar, dan kau mahasiswa itu satatus kita dulu. Kau baik banget boy, perhatian juga. Pembawaanmu yang kalem dan adem jadi ngimbangin wataku yang serba grasa-grusu. Kau selalu menawarkan bantuan, disaat saya kesulitan, kau bantu aku menguraikannya boy, ketika aku down kau pompa semangatku sampai mengembang. Sungguh baik banget kau.
Seiring jalannya waktu, komunikasi kita makin intens aja. Judulnya karena sebuah projek, hah apa?? Projek?? Klasik banget sih…
Tapi dari projek itu membawa berbagai dampak langsung padaku. Hidupku penuh energy positif dan lebih berwarana. Entah musibah atau kau menjadi bedebah bagiku boyy.
Seneng banget lah dulu, ada yang hoby bantuin aku. Setelah si edo, aku gak pernah punya sobat cowo ( sobat, bukan pacar!!!)
Dan kau boy, datang disaat yang tepat dengan membawakan segalon madu. Beuh, tawon mana coba yang gak ngiler.
Karena kamu juga hidupku sedikit “Rabbani”, karena kamu juga aku bisa dapet tiket beasiswa di kampus tertua di negeri kita. Karena aku pengen deket ma kamu boy, dan berharap kita bisa melanjutkan jalinan yang tak pasti itu. Astaghfirullah, ii istighfar nonn..
Semua rencana sudah di persiapkan tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan aku resmi menjadi seorang mahasiswi. Meski kampus kita beda, tapi deketan.
Tapi seketika badai topan menerjang ketika suatu siang di teras rumahku kau bilang mau melanjutkan study di Madinah karena dapet beasiswa juga..
APPPPPAAAA???? #jadi, ayamku?? Hahahaa
Semua pondasi gedung seakan runtuh. Udah gak selera lagi kuliah dikampus itu. Karena patah asa, ahirnya yaudah ngapain juga jauh-jauh ngambil kuliah disana jauh dari orang tua dan gada kamu mending kuliah di Bandung aja meskipun dapet jurusan yang ga diminati banget.
“kamu yakin, pengen ngambil jurusan itu”
“kenapa tidak, kita gakan pernah tau kalau gak pernah nyoba” simple kan jawabanku. Padahal dalam ati, “aku pengen ngehindar dari kamu”
Kok ngehindar?
Ya iyya lah. Dalam otaku, ketika disebutkan nama kota itu pasti bayangan yang datang pasti mukamu. Jadi daripada aku sakit hidup disana mending dilupakan saja. Dasar pecundangg!!!
OK. Aku bisa lupain kamu…
1 tahun lebih jadi mahasiswa, aku bisa yakin bener-bener lupain kamu. Hingga ujug2 kamu nge add FB aku. Maaf ya boy, friendster aku gak bisa kebuka gatau kenapa.
Setelah confirm kamu, aku jadi tau kamu gak jadi ke Madinah dan kita jadi deket lagi. Asal kau tau boyy, gara-gara kamu aku jadi hamper gila disini. Dari jaman aliyah dulu, aku sangat kagum dan menggilai pemikiranmu yang idealis itu. Itu yang bikin aku klepek2 ke kamu. Dan disini aku nemu 1 temen yang mirip kamu banget cara berfikirnya. Ampuuun mameeen, gak bisa bedaian dia ma kamu boy. Jadi galau disini. Tapi langsung bisa segera buka mata sih, kalau dia BUKAN kamu. Jadi ya aku tetep milih kamu.
Lamaaa, kita jalan adem ayem kayak gini. Bukan pacaran, bukan juga ta’arufan, kalau temen mmm lebih care dari seorang temen, kalau sahabat lebih dalem dari sahabat, jadi apa? Kita juga gak tau. Tapi kita nyaman seperti ini.
Hingga datang suatu masa. Kau ubah statusmu di FB. Yampuuun, aku kecewa boy. Aku tau dan aku sadar diri posisiku. Tapi harusnya kau juga sadar diri boyy, ngakunya kau santri dan calon kiyai#gada hubungan samasekali. Seharusnya kau peka dengan kondisi sekitar, dan seharusnya kau nyadar juga kalau AKU CINTA KAMU, eh ups ralat maksudnya AKU SUKA KAMU.
Aku gak akan berani menyukaimu kalau sedari dulu kau tidak memberiku sinyal-sinyal itu. Dan asal kau tau boy, aku kecewa
boyy dimanapun kau saat ini dan seperti apapun kau sekarang selamat ya dengan hidupmu yang baru. Aku juga sekarang udah enjoy dengan hidupku yang baru, bahagia melihat senyum anak anak. Asal kau tau, aku tak menyesal memilih jurusanku saat ini. Bahkan ini jalan hidayah.
Jadi, statusmu dalam hidupku BEDEBAH aja kali yaaaa..
Hehehee piiis boy, kita tetep sobatan kok. Hahahahahaa
#gini ini nih susah kalau orientasi hidup kita bukan karena Allah, mudah galau. hihihi