Selasa, 20 September 2011

Syair tentang hujan dari Budi

Tetes hujan yang melambai dikaca jendela, ia mencari alamat sungai
Aku mencari alamat hatimu
Kutemukan telaga; sebuah genangan sunyi,
 tanpa ombak tanpa nyanyi
Lalu ku tenggelam dalam bening puisi
Itulah yang istimewa tentang dirimu,
Ketika segayung hujan membasuh telapak tanganmu
Aku terhanyut disitu
Lautan teduh dirimu
(Ii dapet syair ini pas tanggal 17 Ramadhan 1432 H/17 Agustus 2011. Waktu itu ii lagi ada acara tadarus Nasional di mesjid deket secretariat DPP ITMI, dan hujan juga turun begitu derasnya sesaat.
Sejak di Aliyah, ii benci banget ma hujan. Tapi entah kenapa saat hujan turun di sore itu ii begitu bahagianya, seakan-akan kesenangan dan kebahagiaan telah kembali pada tuannyaJ.
Makasih…)