Selasa, 20 September 2011

30 Agustus 2011/1 Syawal 1432H, 14:53

Suatu saat, ii pernah memohon, “Ya Allah, hentikan waktu detik ini juga”
Entah karena alasan apa, sontak hati memohonkan demikian, mata terpejam mengaminkannya, namun akal sehatku berontak “ Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi umatNya”
Jika sedang bahagia, terkadang manusia lupa dengan TuhanNya dan Seakan-akan menjadi raja.
Mr. syabi, kau yang membuatku bertingkah demikan saat itu.
Taukah kau begitu bahagianya ii saat itu ketika sedang “meneguk” ilmu darimu sehingga berharap Allah menghentikan waktu.
Simpul-simpul rumit tentang perjuangan sedikit demi sedikit telah terurai, jalan terang yang selama ini aku cari telah ditemukan pangkalnya tapi kenapa kau masih saja tak tahu????
Saat itu juga aku mengaku kalah darimu.
Mundurku bukan karena aku sebagai pecundang, melainkan sebagai pejuang yang kesiangan, (hehe apa bedanya coba???)
Ii rasakan patah hati untuk pertama kali dalam hidup, bukan karena ii tak mampu.
Tapi, ii malu padamu.
Malu karena tak mampu sebaik dirimu
( “… biarkan ii mundur dengan sendirinya, mundur karena ii tahu kau terlampau baik untuk ii. Bukan karena ii kecewa padamu”)