Bukan
hari istimewa dalam 1 minggu, tp barangsiapa yang mampu menjalankan sunah di
hari ini doanya akan di ijabah Allah.
PERTAMA. Kamis pagi,
rasanya susah sekali membukakan mata. Alarm 1 bunyi pukul 2.55 seperti biasa,
menjadi awal untuk membangunkan sahur. Tapi, lewaaat. Alarm ke 2 pukul 3.10,
tapi lewat juga. Dan terahir, alarm hp sengaja dipasang pukul 4.00 tepat waktu
adzan subuh, nah kalo alarm hp yang super berisik ini ga bisa bangun juga itu
memang sudah terlalu. Itu terjadi di hari ini sampai ahirnya harus bangun
karena kaget ngeliat jam didnding udah jam 4.50 aja. Mandi ala KKN segera saja
disiagakan, shalat dan caw tanpa sarapan. Rasanya ga mau banget segera bangun,
pengennya nerusin mimpi indah tadi pagi (karena mulai start tidur juga udah masuk
pagi). Mimpi yang datang pagi tadi itu seperti nyata, nyata sekali didepan
mata. Mimpi yang datang itu adalah doa yang selalu ii sematkan dalam setiap
shalat di bulan Ramadhan tahun lalu. Itu doa yang “memaksa” Allah, makaya sama
Allah pun mungkin enggan buat mengabulkannya. Tapi sampai detik ini dan tadi
ketika mata terbuka pun ii masih mengharapkan doa ii itu menjadi nyata Ya Robb.
Ataukah mimpi tadi itu merupakan jawaban atas doa ii selama ini? <AVGI oh
AVGI>.
Masih kamis pagi.
Matahari terbit begitu gagahnya padahal jam 6 pun belum ada tak seperti
biasanya. Tapi tidak begitu memperhatikan, ga yakin bakal nyampai tepat waktu
juga ke kampus soalnya. Belum lama naik angkot jurusan tegallega, ban angkotnya
bocor dan harus ganti angkot. Seperti bukan sedang di jalanan Leading-Palasari,
warna jingga di timur cerah banget. Angin yang berhembus juga kerasanya beda,
kalo merem sebentar serasa lagi nunggu angkot di kota-kota keraton. Pas dapet
angkot lagi, ada sesuatu yang ga aneh. Pak Tua Tunanetra yang dulu pernah
bareng di angkot Banjaran, kita ketemu lagi. Wallahu a’lam, bliau peminta-minta
atau bukan tapi kali ini bliau tanpa tongkat rotannya. Sampai di tegallega,
ibu-ibu sepuh yang duduk pas disamping ii bilang kiri. Ternyata itu istri Pa
Tua itu dan ternyata pula mereka peminta-minta. Mmm pak Tua..
Sudah dapat di
prediksi, sampai di kelas super telat tapi kegiatan simulasi masih bisa
berjalan. Diujung acara simulasi, ada setitik pencerahan didapat. Tidak banyak,
tapi itu cukup merefleksikan hati. Kata-kata yang keluar dari dosen tak
seberapa tajamnya, tapi itu bener-bener ngena. “Bukan masalah teknik mengajar,
keterampilan mengajar, kepandaian otak, kurikulum ataupun SKKD. Melainkan
tentang bagaimana kita bisa memainkan otak kita buat bisa momodifikasi SKKD
sedemikian rupa sehingga layak untuk bisa disampaikan kepada pelajar tunanetra.
Sekali lagi ini bukan masalah keterampilan, tapi melainkan bagaimana kita
dituntut untuk cerdas dan berani memainkan SKKD”. Ya Allah, ternyata ini
duniaku saat ini. Dunia yang mengantarkan selalu mengantarkan hamba untuk
senantiasa mensyukuri karuniaMu. Saat ini tak masalah buat ii ketika harus kehilangan
cita-cita ii untuk bisa menggantikan secuil sikap bakti pada orangtua (jika
memang ini yang di ingini). Ii selalu mengatakan “ ii bukan sosok pendidik yang
baik”, itu karena ii belum pernah mencobanya. Satu kunci yang ii dapat hari
ini, untuk menjadi baik mausia itu BUTUH
BELAJAR, sekali lagi butuh belajar untuk menjadi baik. Dan perubahan itu
tidak akan secara tiba-tiba datang melainkan melalui sebuah proses panjang.
Saat ini ii yakin ingin menempuh jalan panjang itu. Kalau ketika kata Pa Zainal
tadi “ kita akan mudah ketika sudah mendapati sebuah tujuan yang kongkrit,
merumuskannya dalam sebuah pertanyaan dan berahir dalam sebuah produk yang
kongkrit pula”. Ii yakin akan menempuh proses itu saat ini..
Kamis siang. Tak lama
tadi ngobrol dengan pa Zinal di kantor beliau ditambah obrolan ringan bareng
syifa yang berujung saling mengeluhkan penyakit masing-masing berbuah segenggam
semangat lagi untuk maju merealisasikan si cantik skripsi. Selalu ada semangat
ketika dekat dengan Syifa, karena kita tak memiliki modal dan sesuatu yang bisa
disombongkan tapi kita punya kekutan yang tak dimiliki orang lain, NEKAT.
Dengan modal nekat hari ini berbuah semangat. Kita tidak akan mampu berjalan
lurus kedepan jika di dalam pundak kita masih ada beban takut dibelakang, yang
ada kita hanya tertahan di titik itu saja.
Perjalan
pulang ke rumah dengan bis diselimuti cuaca mendung. Lagu Ebiet G Ade yang
dinyanyikan pengamen terminal mampu mengantarkan ii ke negeri seberang, ketika
hari-hari ii masih polos hanya ada satu warna. Allah ii rindu <orang yang ii
panggil> ayah yang telah tenang di alam sana, ibu dan nenek. Ii hanya ingin
memeluk mereka mencium tangannya dan mengatakan bimbing lagi ii ke masa seperti
dulu, ketika semangat masih menjadi nama belakang ii...